Home Regional Regenerasi Petani, Dispertan Sukoharjo Genjot Petani Milenia

Regenerasi Petani, Dispertan Sukoharjo Genjot Petani Milenia

Sukoharjo, Gatra.com - Keterlibatan dan peran petani milenial dalam memajukan sektor pertanian di Sukoharjo sangat dibutuhkan. Namun saat ini sebagian petani tak mampu lagi menggarap sawah lantaran terkendala faktor usia. Padahal, produksi padi setiap tahun harus dijaga guna mewujudkan ketahanan pangan.

Untuk meregenerasi petani, Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo, membuat gebrakan dengan Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) Kabupaten Sukoharjo. Deklarasi Gerbang Tami berlangsung di Pendopo Graha Satya Praja (GSP), Kamis (19/5). 

Deklarasi dihadiri Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, Wakil Bupati, Agus Santosa, dan pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Bahkan terlihat hadir Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Kesehatan, Idha Widi Arsanti.

Etik mengatakan, sektor pertanian adalah sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia. Dunia tetap nasional dan semakin membutuhkan pangan sebagai asupan pokok yang harus tersedia setiap harinya. 

Sektor pertanian Indonesia harus didukung dengan sumber daya manusia yang unggul, yang mampu berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi yang semakin maju sekarang ini.

“Kondisi real yang terjadi saat ini masih terdapat ketimpangan jumlah antara petani muda dengan petani tua, dimana di Kabupaten Sukoharjo sendiri hanya terdapat kurang lebih 7,3 persen petani muda dan sisanya didominasi petani tua," kata Bupati.

Bupati menyebut, agar percepatan peningkatan peran petani muda di bidang pertanian dapat segera tercapai, maka perlu membangun sinergitas antara petani milenial dengan dalam wadah berupa jaringan petani milenial Kabupaten Sukoharjo. Sehingga melalui jaringan petani milenial ini dapat menjadi tempat untuk saling berkomunikasi, bertukar informasi, dan menjadi sarana kolaborasi antar petani milenial lintas komoditas. 

“Saya sangat mengapresiasi tentang sinergitas peningkatan SDM petani milenial melalui Gerbang Tami. Saya berharap melalui program ini, petani milenial dapat menularkan semangat bertani ke seluruh wilayah. Dan mampu mengimplementasikan keilmuan dan kemampuannya untuk kejayaaan pertanian di Sukoharjo. Sehingga pembangunan pertanian semakin berkembang serta mampu mewujudkan Kabupaten Sukoharjo lebih makmur dan sejahtera diseluruh pertanian," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Etik juga meminta peran serta dan dukungan dari seluruh stakeholder agar petani milenial di Sukoharjo semakin eksis dalam budidaya dan pemasarannya. Sehingga menjadi contoh kabupaten atau kota lainnya dalam gerakan membangun petani milenial.

Idha menyatakan dukungannya terhadap Gerbang Tami Sukoharjo. Hal ini lantaran petani milenial merupakan salah satu program utama Kementan. Sehingga petani milenial bisa berkontribusi positif dalam pembangunan pertanian di Indonesia. 

“Kita tahu saat ini berbagai macam tantangan, salah satunya tantangan regenerasi petani,” ujarnya. 

Dia menyebut, saat ini sudah ada forum petani milenial di seluruh Indonesia. Dimana ada di masing-masing korwil-korwil di tingkat provinsi. 

“Saya sangat mendukung program petani milenial melalui aksi perubahan di daerah,” ucapnya.

Dia berharap diperlukan MoU antara Bupati dengan BPPSDMP untuk pelaksanaan pelatihan, magang, dan lainnya. Diharapkan MoU tersebut segera dapat diwujudkan.

Sementara itu, Kepala Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno menyampaikan, Gerbang Tami merupakan bantuan dari outout pendidikan dan pelatihan yang dia ikuti dimana peserta harus bisa membuat kebijakan strategis yang mampu menjawab pokok masalah daerah.

“Program Gerbang Tami ini dipastikan akan terus dilaksanakan untuk bisa menjawab pokok masalah karena langsung dimentori Bupati,” ujarnya.

Menurutnya, dalam rangka melaksanakan projek perubahan melalui Gerbang Tami tersebut, sudah dibentuk tim efektif dan rutin menggelar Forum Group Discussion (FGD) baik internal maupun eksternal untuk menjaring masukan terkait proyek perubahan tersebut.

Bagas menambahkan, sudah ada payung hukum berupa Peraturan Bupati (Perbup) tentang Pedoman Pembinaan Petani Milenial. Perbup tersebut baru di Sukoharjo dan akan menjawab mengenai SDM pokok masalah di daerah. Terlebih lagi, saat ini Sukoharjo tengah menjalankan program IP 400 dan jari percontohan nasional.

1314