Home Gaya Hidup Naskah Imam Bonjol dan Sunda Sanghyang Dinial Potensial jadi MoW

Naskah Imam Bonjol dan Sunda Sanghyang Dinial Potensial jadi MoW

Jakarta, Gatra.com – Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas Padang, Pramono, menilai bahwa naskah Tuanku Imam Bonjol berpotensi masuk dalam Ingatan Kolektif Nasional (IKON) dan nominator Memori Ingatan Dunia atau Memory of the World (MoW).

Pramono dalam dalam webinar bertajuk “Sosialisasi Naskah Nusantara, Ingatan Bangsa, Ingatan Dunia” dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-42 Perpusnas pada Kamis (19/5), menyampaikan, dari segi kepengarangan, naskah Imam Bonjol merupakan hipogram dari tangan pelaku sejarah.

Menurutnya, naskah tersebut adalah memoar Tuanku Imam Bonjol, memoar Naali Sutan Caniago yang merupakan putranya, dan notulen rapat yang diadakan di dataran tinggi Minangkabau pada 1865 dan 1875.

Melalui naskah tersebut, lanjut dia, Imam Bonjol ingin meluruskan arus perjuangannya sebagai bagian dari gerakan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

Naskah tersebut adalah saksi sejarah kebudayaan Minangkabau pada abad ke-19, terdapat narasi global dalam hubungan jaringan, paham keagamaan, dan tren keislaman yang berkembang pada kurun waktu abad ke-18 antara Timur Tengah dan Kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, Dosen FIB Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Undang Ahmad Darsa, menyampaikan, selain Imam Bonjol, Sunda Sanghyang Siksakanda’ng Karesian (SSSK) juga berpotensi diusulkan sebagai kandidat MoW.

Menurutnya, naskah SSK sudah dibahas sejak 2017, salah satunya dalam Fokus Group Discussion (FGD) di Perpusnas. Ini membuktikan adanya perspektif nilai-nilai peradaban universal dalam naskah SSK yang dikategorikan sebagai Ensiklopedi Sunda Kuno.

“SSK dapat diartikan sebagai uraian atau risalah tentang pengetahuan sebagai pedoman bagi kaum cendikia,” katanya.

Secara garis besar, teks naskah SSK terdiri dari dua bagian. Pertama disebut Dasakreta yang isinya menekankan ajaran akhlak dan tugas serta kewajiban setiap orang. Bagian kedua disebut Darma Pitutur yang isinya pengetahuan umum yang seyogyanya diketahui orang banyak.

Naskah SSK berasal dari sebuah koleksi skriptorium kabuyutan Ciburuy Bayongbong, Kabupaten Garut. Disebut sebagian besar berbahasa Sunda Kuno, berjumlah 30 lempir, berbahan nipah, ditulis dengan tinta hitam.

Tercatat, sejak 2003 hingga 2017, sebanyak delapan warisan dokumenter Indonesia ditetapkan sebagai Memori Ingatan Dunia yakni Arsip VOC (2003), I La Galigo (2011), Babad Diponegoro (2013), Negarakertagama (2013), Arsip Konferensi Asia-Afrika (2015), Cerita Rakyat Panji (2017), Arsip Rekonstruksi Candi Borobudur (2017), dan Arsip Tsunami (2017).

 

266