Home Nasional Selamat Tinggal RSSS! Hunian Transmigran Kekinian Ikuti Model Rumah Adat

Selamat Tinggal RSSS! Hunian Transmigran Kekinian Ikuti Model Rumah Adat

Yogyakarta, Gatra.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar, mengatakan saat ini tengah mengembangkan gagasan pembangunan transmigrasi modern dengan konsep transpolitan. Transpolitan mengatur tata ruang hingga hunian transmigran dengan konsep baru.

Hal ini disampaikan Halim saat menjadi pembicara dalam Minister Lecture: Pembangunan Desa Berkelanjutan dan Kebangkitan Trans Modern untuk Kemajuan Bangsa, yang diselenggarakan Fakultas Geografi UGM, Kamis (19/5 ) di Balai Senat UGM.

Pengembangan kawasan transpolitan ini telah dirintis melalui kegiatan kolaboratif Kementerian Desa PDTT dengan UGM melalui Fakultas Geografi. Halim mengatakan pelaksanaan transmigrasi di masa sekarang tidak bisa lagi dilakukan seperti masa sebelumnya. Transmigrasi harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

“Kalau saya istilahkan dulu transmigrasi warga yang dibawakan sabit dan cangkul simbolisasinya. Hari ini tidak boleh mengizinkan memberangkatkan warga transmigrasi dengan bekal cangkul dan sabit tetapi sudah harus traktor,”paparnya

Warga transmigran, kata Halim, saat ini harus dibekali dengan berbagai teknologi terkini. Hal itu perlu dilakukan untuk pembangunan di kawasan transmigrasi.

Ia menuturkan bahwa konsep transpolitan rumusan kementerian dan UGM tersebut akan masuk ke Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045. Dengan begitu, model transmigrasi di Tanah Air dapat berjalan lebih maju. “Dalam artian, (maju) penanganannya, warga yang dikirim, tata ruangnya, maupun tampilannya,” jelasnya.

Misalnya dalam mengembangkan atau membangun rumah hunian warga transmigrasi. Pembangunan hunian transmigrasi berusaha mengejar model hunian di kawasan tersebut.

“Rumah hunian warga tansmigran nantinya tidak boleh model RSSS, tapi mengikuti model adat setempat. Di mana daerah transmigrasi maka model rumahnya mengikuti kawasan itu sehingga tidak terkesan tampil beda,” katanya.

Kawasan atau lahan dengan konsep kepemilikan lahan komunal atau sertifikat komunitas juga dikembangkan. Selain itu, pengelolaan lahan komunal untuk pertanian bersama-sama dan menyediakan fasilitas publik seperti sarana kesehatan, pendidikan, serta penyiapan sumber daya manusia.

“Ada kebangkitan baru dalam membangun kawasan transmigrasi. Bersamaan dengan peringatan Harkitnas 2022 saya berharap dapat bangkit menuju transmigrasi modern menuju tahun 2023 dan seterusnya," kata dia.

Halim berharap program ini memajukan kawasan transmigrasi. "Mudah-mudahan percepatan kawasan transmigrasi dalam pendekatan yang lebih modern, pendekatan teknologi berbasis potensi segera bisa diwujudkan,” pungkasnya.

168