Home Pendidikan Kurikulum Vokasi Dibuat Selaras dengan Kebutuhan Industri

Kurikulum Vokasi Dibuat Selaras dengan Kebutuhan Industri

Jakarta, Gatra.com - Kemendikbudristek menggaet enam (6) industri dalam perjanjian kerja sama (PKS) atas keselarasan pembelajaran vokasi dengan kebutuhan industri. Keenam perusahaan tersebut adalah Childfund International, PT Komatsu Indonesia, PT Pegadaian, PT Tira Austenite, PT Educa Sisfomedia Indonesia (Gamelab), Oracle Academy, dan PT Commeasure Solutions Indonesia (Reddoorz).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan, dalam era yang kian dinamis saat ini, pendidikan vokasi harus memiliki posisi strategis dalam mencetak tenaga kerja terampil yang sesuai standar industri. Karena daya saing yang meningkat akan sejalan dengan kontribusi pada keekonomian negara.

"Link and match memang tidak hanya sekadar penandatangan kerja sama. Terlebih, dengan adanya rencana kerja, ini berarti sudah diujicobakan dengan kurikulum baru,” ujar Wikan saat hadir dalam Penandatangan kerja sama, Jumat (20/5).

Lebih lanjut, Wikan menyebut saat ini terdapat 5.554 SMK yang telah menerapkan kurikulum baru atau 70 persen dari jumlah SMK Tanah Air. Ditambah lagi, hadirnya SMK pusat keunggulan (PK) akan melatih SMK lainnya untuk berkembang.

“Karenanya, kami optimistis akan menjadi lebih dari sekadar seremonial. Terima kasih kepada perusahaan yang sudah lama bekerja sama dengan pendidikan vokasi,” tutur Wikan.

Wikan menambahkan, kemitraan yang dibangun harus diupayakan melalui pola kerja sama yang saling menguntungkan (mutual benefit). Sebagai penerima manfaat atau pengguna lulusan SDM vokasi, DUDI harus digandeng untuk berperan aktif mulai dari proses penyusunan kurikulum yang sesuai kebutuhan hingga pada penyerapan lulusannya.

Sementara Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan (Mitras) DUDI Saryadi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh mitra DUDI, dan tidak lupa menjelaskan bahwa mitra industri memiliki peran penting dalam pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia.

“Kemajuan pendidikan vokasi merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak hanya Pemerintah, namun juga kalangan DUDI sebagai end user lulusan pendidikan vokasi," tuturnya.

103