Home Sumbagsel Wajah Baru Museum Monpera, Objek Wisata Sejarah Perang Lima Hari Lima Malam

Wajah Baru Museum Monpera, Objek Wisata Sejarah Perang Lima Hari Lima Malam

Palembang, Gatra.com – Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), bangunan yang didedikasikan untuk mengingat perjuangan para pahlawan melawan kekejaman penjajah Belanda II, membombardir Kota Palembang, yang dikenal dengan peristiwa perang lima hari lima malam.

Bangunan berbentuk exagonal yang diresmikan pada 23 Februari 1988, oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokestra era orde baru) ini terus berbenah untuk menyedot perhatian masyarakat khususnya para generasi muda, agar tidak melupakan sejarah perjuangan orang-orang terdahulu, dan meneladani dalam kehidupan yang lebih baik.

Letaknya di jantung Kota Palembang, Jalan Merdeka Nomor 1, Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Monpera yang berdiri di atas lahan sekitar 23.565 meter persegi, dengan luas bangunan 3.926,4 meter persegi, menjadi salah satu objek wisata di kota pempek menjadi tempat favorit warga bersantai dan berswafoto.

“Dengan tampilan baru ini, setelah direnovasi Januari 2022 kemarin, terjadi perubahan yang lumayan signifikan, sebelumnya orang-orang Palembang, kebanyakan taunya Monpera ini hanya taman saja, belum tau kalau Monpera ini sekaligus juga ada museumnya. Setelah direnovasi jadi tau bahwa di dalamnya ini juga ada museumnya,” ujar Achmad Rifqi Ichsanul Akbar (27), staf (Tour Guide) Museum Monpera Palembang, Kamis (19/5).

Di dalam museum dihidangkan peninggalan-peninggalan sejarah seperti senjata, pakaian dinas pahlawan, dan foto-foto asli dokumentasi saat itu. Di luar bangunan, terdapat patung garuda berukuran besar dan tulisan fungsi dan makna dari arsitektur serta ornament lainnya. Museum juga dilengkapi sarana olahraga, taman bermain kanak-kanak.

“Bagi warga yang mau berkunjung ke Museum, dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB-17.00 WIB. Pengunjung umumnya ramai pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Dan pekan depan juga sudah ada jadwal yang masuk untuk kunjungan dari sekolah ke sini,” imbuhnya.

Anak-anak bermain di Taman Musem Monpera Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis, (19/5). Museum Monpera menyimpang sejarah Kota Palembang, melawan agresi Belanda II yang dikenal dengan perang lima hari lima malam. (GATRA/Sri Astuti)

Tampilan baru taman Monpera setelah direnovasi, dirasakan pengunjung semakin nyaman dan asyik untuk dikunjungi. Terutama pada sore hari, selain cuacanya yang mendukung tidak terlalu panas, juga bisa menghabiskan waktu sore bersama keluarga.

“Sangat bagus, fasilitasnya lengkap dan nyaman. Saya sering berkunjung di sini. Sekali seminggu itu pasti ke sini. Terkadang bersama anak istri, terkadang sendiri hanya bersama anak saja menemaninya bermain menghabiskan waktu sore,” ujar Merdi (26) salah satu pengunjung.

Selama Covid-19 dua tahun mendera negeri ini tak terkecuali Kota Palembang, Museum Monpera ditutup sehingga masyarakat hanya dapat menikmati museum dari luar. Informasi yang diteri Gatra.com, Museum Monpera kembali akan direnovasi pada Oktober mendatang, lantai dua khusus senjata-senjata, lantai tiga untuk foto-foto, lantai empat senjata lagi,dan lantai lima pameran temporer dan bioderma.

Untuk diketahui, sejarah pembangunan Meseum Monpera berasal dari inisiatif mendirikan sebuah monumen peringatan perjuangan kemerdekaan di Palembang. Penginisiasi berasal dari pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia(LVRI). Inisiatif ini disampaikan di rapat LVRI Tanggal 2 Agustus 1970. Hingga pada akhirnya tepat tanggal 17 Agustus 1975, diadakan upacara peletakan batu pertama monumen.

Sebagai tindak lanjutnya, pembangunan museum Monpera dimulai sejak tahun 1980 sampai 1988 secara bertahap dengan menggunakan APBD Pemerintahan Tingkat I Sumatera Selatan. Tanggal 23 Februari 1988, Meseum Menpora diresmikan oleh Menko Kesra H. Alamsyah Ratu Prawiranegara.

Museum Monpera dibangun untuk memperingati serangan dari Agresi Militer Belanda II yang pada saat itu Belanda mengepung Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Belanda juga menembaki pejuang nasionalis serta menjatuhkan bom dan granat di Kota Palembang. Pertempuran itu terjadi di Kota Palembang selama lima hari lima malam.

Semengat pembangunan Museum Monpera ditulis dengan narasi sebagai berikut: "Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Bagian Selatan. Fungsi menggali kembali kesadaran sejarah perjuangan dalam menegakan kemerdekaan nasional. Sifat mengingatkan semua aktivitas perjuangan hikmah agar menjadi suri tauladan bagi generasi penerus cita-cita bangsa. Maksud mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa sebagai titik nol generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan".

Reporter: Sri Astuti/Amelia Hikma (mahasiswa magang)

3174