Home Regional TPA Sukosari Bakal Ditutup, Pengolahan Sampah Akan Pakai Mesin

TPA Sukosari Bakal Ditutup, Pengolahan Sampah Akan Pakai Mesin

Karanganyar, Gatra.com - Pemkab Karanganyar, Jawa Tengah, berencana menutup tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Desa Sukosari Jumantono Karanganyar. Luasan lahan untuk open dumping dan sanitary landfill di TPA tersebut overload. Padahal tuntas sampah (zero waste management) di desa belum bisa direalisasikan menyeluruh. 

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengakui tuntas sampah baru dapat terealisasi di sejumlah desa. Sedangkan lainnya mengandalkan pengangkutan rutin truk sampah dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke TPA Sukosari. Angkutan sampah TPS di Karanganyar mayoritas dari Colomadu, Jaten, Gondangrejo, Karanganyar kota dan Tawangmangu.

"Sudah overload. Mau ditumpuk bagaimana lagi? Memang harus ditutup TPA-nya. Karena tidak lagi layak bagi lingkungan," kata Juliyatmono, Senin (23/5).

TPA Sukosari memiliki lahan 4,3 hektare. Saat ini, lahannya sudah habis ditimbun sampah. Akhirnya, sampah-sampah yang datang tiap hari hanya ditumpuk-tumpuk saja. Volume sampah yang masuk ke TPA Sukosari mencapai 170 ton per hari.

Juliyatmono mengatakan telah memiliki mesin pengolah sampah di TPA. Mesin itu hibah dari pemerintah China.

"Kapasitas pengolahannya untuk sampah bersih dari bahan non organik seperti plastik. Tapi volume terbatas. Sekarang sedang mencari operatornya," sebutnya.

Untuk mengoperasikan mesin itu, Pemkab membutuhkan lahan di dekat TPA Sukosari. Pengadaannya dipastikan tahun ini. "Pengadaan butuh lahan. Tahun ini akan membeli dari tanah warga dekat TPA. Sekarang sedang diapraisal," katanya.

Seiring penutupan TPA Sukosari, ia berharap desa/kelurahan mampu mengatasi masalah sampahnya secara mandiri. Ia mengakui pembuatan fasilitas pengolahan sampah terpadu memang butuh anggaran tidak sedikit. Setiap desa diperkirakan butuh Rp500 juta.

"Sebanyak itu (anggaran pembuatan tempat pengolahan sampah terpadu) untuk semua desa, tentu APBD tidak mampu. Harus skala prioritas. Sebenarnya kalau sampah non organik sudah tuntas di desa, maka yang non organik bisa diolah di TPA dengan mesin itu," jelasnya.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karanganyar mencatat ada kenaikan volume sampah di Kabupaten Karanganyar hampir 20 persen saat libur Lebaran.

”Hampir semua TPS di daerah mengalami kenaikan volume sampah. Paling banyak dari sampah rumah tangga, akibatnya meluber ke jalan, tapi kami sudah koordinasi dengan pengelola untuk melakukan pembersihan tersebut,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Pengembangan Kapasitas Beti Endar Kusumawati.

1746