Home Sumbagsel Sumsel Optimistis Turunkan Angka Prevalensi Stunting sesuai Target

Sumsel Optimistis Turunkan Angka Prevalensi Stunting sesuai Target

Palembang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel), optimistis mampu menurunkan angka prevalensi stunting di wilayahnya menjadi 14 persen sesuai target nasional.

Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, mengatakan berbagai upaya telah dilakukan Pemprov dan BKKBN provinsi setempat. Mulai dari membentuk satgas hingga merekrut Tenaga Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB.

“Tahun lalu kita berhasil turunkan angka stunting menjadi 24,8 persen. Dengan satgas dan tim percepatan penurunan kita optimis bisa mencapai target penurunan yang ditetapkan secara nasional pada tahun 2024,” ujarnya di Palembang, Kamis (26/5).

Menurutnya, sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, tentang percepatan penurunan stunting serta 42 indikator dalam kegiatan prioritas dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI), ada yang harus dilaksanakan berbagai pihak di seluruh tingkatan daerah, untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.

Karena itu, lanjutnya, diperlukan koordinasi di semua K/L terkait, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah desa/kelurahan untuk dapat melakukan pemaduan, sinkronisasi dan sinergitas program dan kegiatan dalam upaya percepatan penurunan stunting secara utuh, menyeluruh dan terpadu.

Dikatakannya, target dan sasaran percepatan penurunan stunting dicapai melalui pelaksanaan lima pilar dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting sebagaimana tercantum dalam lampiran b Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Pertama peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintahan desa.

Kedua peningkatan komunikasiperubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemerintah desa. 

Keempat peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Terakhir, penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi.

“Jadi, intinya koordinasi. Karena untuk mewujudkan ini, kita semua harus bersinergi. Kita optimis bisa menurunkan angka Prevalansi sesuai target nasional. Apalagi kita juga sudah membentuk Satgas dan tenaga pendamping,” katanya.

Sementara itu, Kepala BKKBN Sumsel, Mediheryanto, mengatakan untuk mensinergikan percepatan stunting itu pihaknya sudah membentuk tim stunting berjenjang di Sumsel dengan SK Gubernur, di masing-masing kabupaten dan kota dengan SK bupati dan wali kota, serta kecamatan, desa dan kelurahan.

“Untuk mengimplementasikan langkah-langkah strategi tadi itu juga diperlukan penyediaan data keluarga beresiko stunting. Melakukan pendampingan kepada calon pengantin, melakukan survei keluarga resiko stunting serta melakukan pendekatan kepada keluarga terutama keluarga beresiko. stunting. Ini yang kita cegah agar tidak jadi stunting,” ujarnya.

1132