Home Hukum Dituding Aniaya Manager Resto Mai Cenggo, Benny Harman Bantah dan Klarifikasi

Dituding Aniaya Manager Resto Mai Cenggo, Benny Harman Bantah dan Klarifikasi

Manggarai Barat, Gatra.com - Benny Kabur Harman anggota Komisi III DPR RI yang lagi viral karena disebutkan menganiaya manajer operasional restoran Pondok Mai Ceng, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT seperti diberitakan sejumlah media, membantah melakukan hal tersebut. 

Seperti dalam pemberitaan di sebuah stasun televisi( 26/5) ikut disiarkan aksi pengananiayaan yang terekam kamera CCTV. Selain itu masih dalam rekaman tersebut, tampak Benny Kabur Harman saat itu duduk di dalam ruangan VIP. Namun tak lama manajer operasional Richardo Cendrawan menghampirinya dan meminta untuk pindah meja karena meja itu sudah dipesan.

Manajer tersebut juga terlihat meminta maaf namun Benny justru marah dan tidak terima dipindahkan. Richardo kemudian menuju kantor untuk melaporkan ke manajer restoran namun diikuti oleh Benny.

Dalam ruangan Benny kemudian menampar wajah Richardo berkali kali disertai kata-kata caci maki. Richardo kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Manggarai Barat. Video berita tersebut kemudian dilanjutkan dengan keterangan dari Iptu Eka Darmayuda, Kasi Humas Polres Manggarai Barat.

Dalam keterangannya Iptu Eka mengatakan "Dapat disampaikan, dari Reskrim sudah melakukan pemeriksaan awal berkaitan dengan masalah tersebut, yaitu dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi korban maupun dari saksi-saksi yang lain. Tentunya dari pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait masalah tersebut," ungkap Iptu Eka Darmayuda.

Menyikapi pemberitaan tersebut kepada Gatra.com, malam ini ( 26/5) Benny Kabur Harman membantah sekaligus mengklarifikasi berita tersebut. Dia mengatakan Selasa, 24 Mei 2022, bersama istri dan anak serta satu lagi saudara makan di restoran Mai Cenggo sekitar jam 12.30 WITA.

“Setelah masuk restoran, kami langsung diarahkan ke lantai bawah di dalam ruangan VIP ber-Ac. Kami sendiri memilih tempat dari sekian meja yang ada. Di meja tersebut tidak ada tulisan atau pemberitahuan apapun dari pihak resto bahwa meja yang kami duduki itu sudah dipesan. Kami langsung duduk dan pesan makanan,” kata Benny Harman.

Petugas restoran jelas Benny mencatat apa yang dipesan dan diberitahu kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani. Namun sekitar 15 menit kemudian, tanpa ada basa basi petugas memberitahu untuk segera meninggalkan ruangan karena ruangan sudah direservasi.

“Kami dipersilakan keluar. Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yang ber-AC. Memang saya pakai celana pendek dan baju kaos, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun,” jelas Benny.

Karena merasa diperlakukan secara tidak wajar, ia bermaksud bertemu dengan manajer resto untuk menanyakan mengapa diperlakukan demikian. "Karena lama menunggu, kami datangi lagi pihak front desk dan meminta agar kami bisa bertemu dengan pihak manager atau pemilik. Di front desk itu kami menerima informasi bahwa tamu barusan reservasi per telepon setelah kami sekeluarga datang ke tempat itu. Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena,” katanya.

Benny menyebutkan beberapa saat kemudian akhirnya menajer operasional di ruangannya. Dalam pertemuan itu disampaikan rasa kekecewaan atas perlakuan yang sangat tidak manusiawi tersebut.

“Saat itu kami menyampaikan bahwa kami telah diperlakukan dengan cara yang biadab alias tidak beradab. Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalau kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yang terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu ,” katanya.

Saat itu ungkap Benny, sempat mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun. “Selain itu, Saya juga minta agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yang datang.Jika sudah ada meja yang dipesan hendaknya diberitahu kepada tamu-tamu yang datang atau ditulis di mejanya sebelum tamu-tamu duduk,” kata Beny

Setelah bertemu dengan Ibu yang diduga sebagai pemilik restoran di ruangan itu tambah Beny, akhirnya bersama keluarga pulang dengan penuh kecewa dan mencari makanan di resto yang lain.

“Saat mau pulang pihak restoran yang diwakili oleh Ibu Kiki dan Rikardo selaku karyawan yang mengusir kami telah menyampaikan permohonan maafnya atas kesalahan mereka,” ungkap Benny.

Menyangkut laporan oleh manajer Mai Cenggo ke polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan antaranya menampar tiga kali itu adalah tidak benar. 

“Ini adalah tidak benar. Manajer Mai Cenggo juga menyebarkan berita bohong kepada masyarakat bahwa saya melakukan kekerasan berkali-kal/menampar tiga kali terhadap karyawan Resto Mai Cenggo. Kekerasan apa yang saya lakukan? Karena itu kami akan mengajukan laporan polisi atas perbuatan tidak menyenangkan. Ikut dilaporkan nanti adalah pencemaran nama baik, hoaks, dan menyebarkan informasi sesat kepada public,” tegasnya.

260