Home Internasional Erdogan: Operasi Turki di Suriah Bisa Terjadi Tiba-tiba

Erdogan: Operasi Turki di Suriah Bisa Terjadi Tiba-tiba

Istanbul, Gatra.com - Presiden Turki mengatakan kepada wartawan bahwa Ankara tetap berkomitmen untuk membasmi milisi Kurdi Suriah dari Suriah utara.

“Seperti yang selalu saya katakan, kami akan menyerang mereka secara tiba-tiba suatu malam. Dan kita harus,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di pesawatnya setelah kunjungannya hari Sabtu ke Azerbaijan, sebagaimana dimuat surat kabar Hurriyet dan media lainnya, dikutip Associated Press, Minggu (29/5).

Tanpa memberikan batas waktu yang spesifik, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan meluncurkan operasi lintas perbatasan melawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah, atau YPG, yang dianggapnya sebagai kelompok teroris yang terkait dengan kelompok Kurdi terlarang. Selama ini dikenal telah memimpin pemberontakan melawan Turki sejak 1984. Konflik dengan Partai Pekerja Kurdistan, PKK, telah menewaskan puluhan ribu orang.

Namun, YPG membentuk kekuatan dari pasukan pimpinan AS dalam perang melawan kelompok ISIS. Dukungan Amerika untuk kelompok itu telah membuat marah Ankara dan tetap menjadi masalah utama dalam hubungan mereka.

Turki menganggap PKK dan YPG adalah satu dan sama.

YPG dan partai politik afiliasinya telah menguasai sebagian besar timur laut Suriah, setelah pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur pada 2012.

“Semua pasukan koalisi, yang memimpin dengan AS, telah memberikan senjata, kendaraan, peralatan, amunisi kepada kelompok-kelompok teror ini dan mereka terus melakukannya. AS telah memberi mereka ribuan truk,” kata Erdogan.

Dia memperingatkan bahwa Turki tidak memerlukan izin siapa pun untuk memerangi teror.

“Jika AS tidak memenuhi tugasnya dalam memerangi teror, apa yang akan kita lakukan? Kami akan menjaga diri kami sendiri,” katanya.

Sementara mengakui masalah keamanan Turki, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price telah menyuarakan keprihatinan tentang rencana Turki. Ia mengatakan serangan baru dapat merusak stabilitas regional dan menempatkan pasukan Amerika dalam bahaya.

Ankara telah meluncurkan empat operasi lintas batas ke Suriah sejak 2016 dan mengendalikan beberapa wilayah di utara dengan tujuan mengusir YPG dan membangun zona aman seluas 30 kilometer (19 mil) di mana Erdogan berharap untuk “secara sukarela” mengembalikan Suriah. 

Pada 2019, serangan ke timur laut Suriah terhadap YPG memicu kecaman internasional yang meluas, sehingga mendorong Finlandia, Swedia, dan lainnya untuk membatasi penjualan senjata ke Turki. 

Sekarang Turki menghalangi tawaran bersejarah kedua negara Nordik ityu untuk bergabung dengan NATO karena larangan senjata dan dugaan dukungan mereka terhadap kelompok Kurdi.

Turki telah meningkatkan operasi militer terhadap PKK di Irak utara, tempat mereka bermarkas. PKK dianggap sebagai kelompok teror oleh Turki, AS dan Uni Eropa.

“Sama seperti kami melakukan operasi di Irak utara melawan PKK dan keturunan PKK, situasi yang sama bahkan lebih berlaku di Suriah dan jauh lebih penting,” kata Erdogan.

133