Home Pendidikan Rizal Sukma: Muhammadiyah Jadi Pembuka Peran Internasional

Rizal Sukma: Muhammadiyah Jadi Pembuka Peran Internasional

Sukoharjo, Gatra.com- Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk United Kingdom, Rizal Sukma berbicara tentang internasionalisasi. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS, Senin (30/5/2022). 

Menurutnya, pasca reformasi 98 menjadi titik pembuka peran internasional khususnya umat Islam Indonesia, terlebih Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan yang memiliki concern pada pembangunan sosial, kesehatan, pendidikan, dan gagasan moderat menemukan momen tersebut untuk berkembang ke dunia internasional dan menjadi faktor yang diperhitungkan oleh dunia internasional.

"Dalam konteks itu suara, posisi, dan kiprah kita di dunia internasional semakin diperhatikan dan dinilai sebagai syarat yang paling apabila orang ingin memahami tentang perkembangan politik dan demokratisasi di Indonesia," ucapnya.

Dilanjutkan Rizal, internasionalisasi ini menjadi sangat intensif semenjak tahun 2000an, setelah terjadinya serangan terhadap twin tower di New York, Amerika Serikat dan Bencana Tsunami yang terjadi di Aceh pada 2006. Pasca peristiwa serangan twin tower tersebut, Dunia Barat menaruh kecurigaan kepada Islam.

Hal ini menjadi tantangan bagi internasionalisasi Muhammadiyah, selain itu masalah kekerasan maupun perang atau internal konflik yang terjadi di Timur Tengah dan Negara-negara mayoritas muslim atau yang menyudutkan muslim.

"Dalam konteks terhadap kekhawatiran islamisasi itu tadi, saya kira Indonesia pada waktu itu Menteri Luar Negerinya pak Hasan Wirayuda itu mencoba untuk memproyeksikan identitas kita sebagai Negara yang melihat Islam dan Demokrasi sebagai aset," terangnya.

Dalam konteks Islam dan Demokrasi sebagai identitas, Rizal menyebut, Muhammadiyah memainkan peran yang sangat penting dalam menemukan dan memproyeksikan identitas tersebut sebagai sebuah Negara yang demokrasi yang berpenduduk mayoritas Islam. Hal ini menjadi anomali bagi Barat, sebab selama ini Islam dianggap sebagai masalah bagi demokrasi. Tidak hanya sampai di situ, Muhammadiyah juga berperan dalam membangun peradaban antar iman. 

"Melalui tokoh-tokohnya, Muhammadiyah membangun persepsi baik bagi Islam yang selama dipersepsikan negatif oleh banyak forum-forum internasional," tandasnya.

1374