Home Ekonomi Peran Perempuan Pulihkan Ekonomi, Ini Rekomendasi di Forum G20

Peran Perempuan Pulihkan Ekonomi, Ini Rekomendasi di Forum G20

Jakarta, Gatra.com- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Dr. Sri Puguh Budi Utami menekankan pentingnya peningkatan akses dan penguatan teknologi bagi perempuan sebagai peran nyata dalam pemulihan ekonomi. Demikian hal itu dia sampaikan dalam Obrolan Peneliti (OPini) yang mengangkat tema “Peran Nyata Perempuan dalam Agenda G20: Pembangunan Ekonomi melalui Teknologi” di Jakarta, Selasa (31/5).

Pemerintah Indonesia mengajak pemimpin negara dalam forum G20 untuk membangun ekonomi yang inklusif dengan cara memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa 64,5% pemilik UMKM adalah perempuan.

'Ini menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia. Meski begitu, fakta menunjukkan bahwa belum semua UMKM perempuan memiliki akses yang cukup ke ekosistem pembiayaan dan digital," jelas Sri.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh kesenjangan akses terhadap teknologi yang dialami oleh perempuan. Berdasarkan data Susenas (2019), disebutkan kesenjangan akses internet perempuan pada 2016 7,6% lebih sedikit daripada laki-laki.

Pada tahun 2019, akses internet perempuan lebih sedikit 6,26% dibandingkan laki-laki. Sedangkan pengguna komputer perempuan sebanyak 13,77%, lebih sedikit dibandingkan laki-laki yang mencapai 15,7%.

Adapun UMKM menjadi kunci pembangunan ekonomi inklusif. "Pasar kerja menjadi lebih rendah, isu aktual kali ini membahas bagaimana pemberdayaan perempuan melalui kemajuan akses teknologi mampu meningkatkan ketangguhan perempuan dalam setiap situasi," ungkap Sri.

Dalam OPini ini, Sri menyebut targetnya adalah mempertemukan para tokoh-tokoh luar biasa dengan latar belakang berbeda. "Kami berharap nanti para peserta bisa mendapatkan perspektif yang kaya dalam menggugah suatu isu," jelasnya.

Keragaman ini diharapkan mampu menghasilkan perspektif yang kaya dan mampu menciptakan kultur ilmiah di tengah masyarakat. Hasilnya akan menjadi rekomendasi, dimana hasil kajiannya akan disempurnakan dengan masukan kepada pihak yang berhubungan langsung," tegasnya.

Peneliti Balitbang Hukum dan HAM, Nevey Varida A., SH, MH menambahkan, sebagian besar perempuan masih sedikit menggunakan media internet atau komputer karena terkait dengan kesenjangan terhadap teknologi. "Sebagian besar perempuan memiliki motivasi yang rendah terhadap penggunaan digital karena mereka menganggap perempuan hanya di rumah saja, kemudian tidak melakukan sesuatu," katanya.

Namun sesungguhnya, perempuan ini adalah funding mother yang akan mencetak generasi masa depan dan mendampingi anak-anak serta keluarga. Padahal kalau kita lihat banyak tingkat pendidikan di negara ini terkait dengan penguasaan teknologi.

Berikutnya, pendapatan yang rendah membuat perempuan memiliki akses yang kecil karena alasan kondisi ekonomi. "Demikian dalam hal keterampilan, sebagian besar perempuan hanya sampai pada tahapan keterampilan operasional saja belum pada konten-konten yang lain mereka belum sampai," jelasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dr. Femmy Eka Kartika Putri, M.Psi mengingatkan pentingnya literasi digital serta pemerataan infrastruktur digital. Termasuk pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi kaum perempuan di seluruh Indonesia.

Lalu hal lain adalah bahwa perempuan harus kreatif, namun siapa yang bisa melatih kreativitas untuk perempuan tersebut. "Kita semua ingin mendorong pemberdayaan perempuan, khususnya masuk di subsektor ekonomi kreatif harus ada yang bisa melatih tentang kreativitas ini," ujarnya.

85