Home Mikro ShopeePay Talk Bagikan Trik Lariskan Bisnis Lewat Influencer Marketing

ShopeePay Talk Bagikan Trik Lariskan Bisnis Lewat Influencer Marketing

Jakarta, Gatra.com – Influencer Marketing atau “Pemasaran dengan Influencer” menjadi tema yang diangkat dalam ShopeePay Talk pada Selasa, 31 Mei 2022. Diskusi virtual dengan topik “Trik Strategis Kembangkan Bisnis dengan Influencer Marketing” tersebut dihadiri oleh narasumber kompeten yakni, Reina Devianti Triswan (Head of Marketing Rollover Reaction & Alchemist Fragrance) dan Galih Ruslan (Owner of Kylafood).

Tak ketinggalan, episode ShopeePay Talk kali ini juga mengundang Desy Bachir selaku Digital Marketing Professional and CMO of Samara Media & Entertainment yang membagikan insight cara memaksimalkan kerja sama dengan influencer. Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, Eka Nilam Dari mengatakan, sejalan dengan bertambahnya platform dan fitur pendukung di media sosial, influencer menjadi salah satu corong komunikasi yang makin dilirik brand untuk mengembangkan bisnisnya.

Namun, di tengah padatnya konten di media sosial, brand perlu memikirkan dan mempersiapkan strategi yang tepat agar mampu menyentuh target audiens. “Kami berharap episode ShopeePay Talk kali ini dapat membantu para pebisnis untuk memahami lebih dalam tentang strategi pemilihan influencer, pembuatan narasi yang engaging, hingga akhirnya menghasilkan kolaborasi dengan influencer yang tepat sasaran,” ucap Eka Nilam Dari.

Tak dipungkiri lagi, figur publik di media sosial atau yang kerap disebut sebagai influencer, sekarang ini menjadi salah satu saluran komunikasi yang diandalkan oleh para brand untuk mengomunikasikan produk hingga memperluas jangkauan target pasar. Tidak hanya bisnis skala besar, bisnis kecil dan menengah pun kini mulai memanfaatkan strategi marketing satu ini berkat akses serta kesempatan luas yang tersedia di media sosial.

Hal itu merujuk pada pengalaman Reina Devianti Triswan dalam menghadirkan berbagai kolaborasi produk dan konten Rollover Reaction bersama influencer, Galih Ruslan yang telah berhasil membesarkan bisnis Kylafood melalui berbagai konten media sosial yang kreatif bersama content creator, serta sudut pandang pakar pemasaran digital dari Desy Bachir.

Berikut tiga poin yang perlu diperhatikan pebisnis saat hendak mengimplementasikan strategi influencer marketing.

1. Pilih Influencer yang Sesuai dengan Nilai yang Dimiliki Brand

Desy Bachir sebagai digital marketing professional membagikan cara memilih influencer dan strategi agar kerja sama yang dihasilkan dapat stand out di pasaran. Kunci memilih influencer terfokus pada tujuan dari kolaborasi tersebut dan melihat lebih dalam lifestyle yang ditunjukkan influencer di media sosialnya. Selain itu, membangun pondasi kepercayaan yang kuat juga penting guna menambah keterikatan dengan audiens.

“Sekarang ini audiens sudah lebih peka untuk membedakan mana konten yang disponsori oleh brand maupun yang tidak. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk memilih influencer yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan komunikasi brand dan target audiens agar pesan dapat tersampaikan dengan baik,” kata Digital Marketing Professional and CMO of Samara Media & Entertainment, Desy Bachir.

Desy menyebut, dengan keberadaan influencer, brand akan lebih mudah mempromosikan produk yang sesuai gaya hidup mereka. Dalam konteks itu, brand perlu memerhatikan gaya masing-masing influencer dalam berkomunikasi dengan audiensnya, serta mendengarkan juga feedback dari influencer.

2. Tak Melulu Endorse, Brand Bisa Melakukan Inisiatif Seru Lainnya bersama Influencer

Dalam menjalankan strategi pemasaran bersama influencer, brand dapat mengeksplorasi berbagai kegiatan yang sesuai dengan objektif, mulai dari ulasan produk, kampanye, hingga merilis produk kolaborasi bersama sang influencer, seperti yang kerap dilakukan brand kecantikan lokal Rollover Reaction.

Head of Marketing Rollover Reaction & Alchemist Fragrance, Reina Devianti Triswan mengatakan, di tengah padatnya konten media sosial, brand harus eksploratif dalam merancang strategi influencer marketing agar publik tidak jenuh. “Sebaiknya brand memahami terlebih dahulu beberapa aspek, mulai dari objektif, produk yang ingin dipasarkan, target pasar dari produk tersebut, hingga besaran biaya yang dianggarkan untuk kemudian dapat lebih eksploratif dan kreatif dalam membuat kampanye,” kata Reina.

Reina meambahkan, selain secara konsisten mengumpulkan ulasan produk, pihaknya juga meluncurkan produk kolaborasi dengan influencer sambil mempertahankan value dari Rollover Reaction, yaitu “fuss-free beauty” melalui produk yang anti ribet dan multifungsi. “Lebih dari itu, kami juga selalu berupaya mengangkat nilai women empowerment di setiap kampanye untuk produk koleksi kolaborasi,” ujarnya.

3. Pemanfaatan Influencer untuk Bisnis Kecil melalui Story Telling yang Engaging

Dengan kesempatan dan fasilitas yang terbuka lebar, bisnis kecil dan menengah pun kini bisa mengembangkan bisnisnya dan bersaing dengan pasar melalui strategi influencer marketing ini. Tentunya, para UMKM dapat menyesuaikan dengan budget pemasaran yang dimiliki. Menurut Desy Bachir, para influencer mikro atau nano yang memiliki followers mulai dari 1.000 juga memiliki dampak yang besar jika dibalut dengan story telling yang engaging.

Tak hanya itu, influencer mikro atau nano juga memiliki engagement yang lebih tinggi dan lebih dipercaya oleh para followers-nya karena kebanyakan followers mereka adalah teman atau circle mereka sendiri. Apa pun strategi yang dilakukan, brand perlu merujuk kembali kepada tujuan dan consumer insight.

“Saat ini, ada banyak platform bebas biaya yang dapat dimanfaatkan oleh brand untuk mengetahui tingkat kedekatan serta interaksi para influencer dengan audiensnya, sehingga budget pemasaran dapat tepat sasaran. Sebagai pebisnis, kita pun harus jeli dalam melihat tren agar bisa mengemasnya menjadi sebuah konten yang unik,” ujar Owner of Kylafood, Galih Ruslan.

271