Home Internasional Arkeolog Temukan Reruntuhan Kota Kuno Berusia 3.400 Tahun di Irak

Arkeolog Temukan Reruntuhan Kota Kuno Berusia 3.400 Tahun di Irak

Teheran, Gatra.com - Para arkeolog telah menemukan kembali reruntuhan kota berusia 3.400 tahun di Irak, akibat kekeringan ekstrem setelah terjadi perubahan iklim.

“Peneliti Jerman dan Kurdi telah menemukan kota era Kekaisaran Mittani, yang pernah terletak di Sungai Tigris. Itu muncul dari perairan waduk Mosul awal tahun ini, karena permukaan air turun dengan cepat karena kekeringan di Irak,” kata universitas itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Al-arabiya, Selasa (2/6).

Para arkeolog percaya bahwa kota kuno, yang mencakup istana dan beberapa bangunan besar, mungkin adalah Zakhiku kuno, yang pernah menjadi pusat penting di Kekaisaran antara tahun 1550 dan 1350 SM.

Salah satu negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, Irak telah mengalami beberapa kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir. 

“Bagian selatan negara itu juga telah menderita kekeringan ekstrem selama berbulan-bulan,” kata Universitas Tubingen dalam sebuah pernyataan.

Sejak Desember 2021, sejumlah besar air dari waduk Mosul telah digunakan untuk menyiram, mencegah tanaman mengering. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya kembali kota Zaman Perunggu, yang tenggelam beberapa dekade yang lalu meski tanpa penyelidikan arkeologis sebelumnya. Daerah ini terletak di Kemune di Wilayah Kurdistan Irak.

Peristiwa tak terduga ini telah menempatkan para arkeolog tiba-tiba melakukan penggalian dan mendokumentasikan bagian-bagian dari kota kuno yang pernah tenggelam, sesegera mungkin sebelum ditenggelamkan kembali.

Arkeolog Kurdi Dr Hasan Ahmed Qasim, ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan, dan arkeolog Jerman Dr Ivana Puljiz dari Universitas Freiburg dan Dr Peter Pfälzner dari Universitas Tübingen secara spontan memutuskan untuk melakukan penggalian penyelamatan bersama di Kemune. Ini terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022, bekerja sama dengan Direktorat Purbakala dan Warisan di Duhok (Wilayah Kurdistan Irak).

Sebuah tim penggalian dikumpulkan dan pendanaan untuk usaha tersebut disetujui dalam beberapa hari kemudian.

Di bawah tekanan waktu yang mendesak, mereka ternyata menemukan beberapa bangunan lain serta benteng besar tembok dan menara.

Para arkeolog mengatakan saat gempa bumi besar terjadi, ketika itu menghancurkan kota Mittani sekitar tahun 1350 SM, menyebabkan bagian atas tembok ini runtuh menimpa bangunan-bangunan di dalamnya. Mereka percaya bahwa inilah yang membantu menjaga struktur tetap terpelihara dengan baik, setelah bertahun-tahun tenggelam di bawah air.

Selain itu, mereka juga menemukan gedung penyimpanan bertingkat semacam kompleks industri.

“Bangunan majalah yang besar itu sangat penting karena sejumlah besar barang pasti telah disimpan di dalamnya, mungkin dibawa dari seluruh wilayah,” kata Puljiz.

“Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani,” kata Qasim.

Di dalam reruntuhan, para arkeolog menemukan lima guci keramik berisi lebih dari 100 ‘tablet’ (tulisan di batu lempeng), ditulis dalam Cuneiform, sebuah naskah kuno yang digunakan oleh beberapa budaya di seluruh wilayah Timur Tengah. 

Tablet-tablet ini berasal dari periode Asyur Tengah, tepat sebelum gempa bumi yang menghancurkan kota tersebut.

“Hampir merupakan keajaiban bahwa tablet runcing yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar bertahan selama beberapa dekade di bawah air,” kata Pfalzner.

Sebagian besar situs ini ditutupi plastik dan bangunan dengan kerikil, untuk mencegah kerusakan.

Waduk Mosul kini sudah penuh kembali, artinya kota ini kembali terendam air, hingga dampak perubahan iklim kembali terasa.

159