Home Gaya Hidup Suami Sibuk Main Game Online, Wanita Ini Kerangkeng Anaknya Agar Bisa Bekerja

Suami Sibuk Main Game Online, Wanita Ini Kerangkeng Anaknya Agar Bisa Bekerja

Guizhou, Gatra.com- Sebuah video menunjukkan wanita di China mengurung putranya di dalam 'sangkar' kecil sehingga dia bisa mengawasinya saat dia bekerja. Insider, 01/06. Rekaman 12 detik itu menunjukkan bocah lelaki itu disimpan di dalam sangkar di gerobak dorong yang menjual es jeli rasa, sejenis makanan penutup di Guizhou, kota Tongren.

Klip seorang anak laki-laki yang dikurung di dalam sangkar di gerobak dorong logam diedarkan di Weibo aplikasi semacam Twitter di China. Ibu anak itu mengatakan bahwa dia menguncinya di dalam gerobak selama delapan jam sehari saat dia bekerja.

Wanita itu mengatakan dia tidak mampu membiayai perawatan anak dan tidak punya pilihan lain selain membawa putranya bekerja.

Dalam sebuah wawancara dengan outlet media online China Wanxiang News, ibu yang tidak disebutkan namanya dari Kota Tongren di provinsi barat daya Guizhou mengatakan bahwa dia tidak punya pilihan selain membawa anaknya yang berusia dua tahun untuk bekerja.

Wanita itu mengatakan kepada Wanxiang News bahwa keluarganya miskin dan dia tidak mampu mengasuh anak. Dia mengatakan dia juga membutuhkan cara untuk memastikan anaknya tidak berlarian dan mendapat masalah ketika dia tidak memperhatikan - oleh karena itu, perlunya kandang.

Berbicara kepada outlet media online China Xi'an Broadcast, wanita itu mengatakan bahwa dia bekerja sekitar delapan jam sehari. "Kami tidak punya uang. Setiap kali tiba waktunya untuk membeli susu bubuk, kami tidak punya uang tunai. Kami makan satu kali dan tidak ada uang tersisa untuk yang berikutnya," kata wanita itu.

Dia menambahkan bahwa anak itu tidak dapat ditinggal bersama ayahnya karena dia "tidak peduli" dan menghabiskan seluruh waktunya bermain game online, menurut outlet.

Pada Xi'an Broadcast, wanita itu berkata: "Saya mencoba membiarkannya keluar ketika tidak ada pelanggan di sekitar. Saya tahu anak saya sangat menderita."

Tahun lalu, Presiden China Xi Jinping mengklaim bahwa China telah menghilangkan kemiskinan ekstrim, dengan mengatakan pemerintahnya telah mengangkat "98,99 juta orang" di daerah pedesaan yang miskin keluar dari kemiskinan.

Pada tahun yang sama, pemerintah China juga mendorong pasangan untuk memiliki lebih banyak anak, memberlakukan perubahan kebijakan penting untuk memungkinkan orang memiliki hingga tiga anak . Namun, banyak pasangan di China mengatakan mereka tidak mampu membiayai untuk memulai berkeluarga, sebagian karena tingginya biaya membesarkan anak.

365