Home Ekonomi Misi Dagang “Clean EDGE Asia”, Amerika Serikat Siap Tembus Pasar Indonesia

Misi Dagang “Clean EDGE Asia”, Amerika Serikat Siap Tembus Pasar Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memimpin delegasi perwakilan bisnis AS yang akan menjajaki peluang dan kolaborasi baru di pasar Indonesia, sebagai bagian dari Misi Pengembangan Bisnis “Clean EDGE Asia". Ini merupakan kunjungan pertama misi perdagangan pemerintah AS ke kawasan Asia, usai penandatanganan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity/ IPEF) oleh Presiden Joe Biden, Presiden Joko Widodo dan pemimpin lainnya di kawasan. IPEF sendiri terdiri dari AS, Indonesia, dan 12 negara mitra lainnya.

“Clean EDGE Asia” bertujuan untuk mendukung dan mempercepat transisi energi bersih di Asia dengan menggunakan keahlian dan sumber daya sektor publik dan swasta AS. Misi akan menghimpun perusahaan-perusahaan ternama negara Paman Sam di bidang energi terbarukan khususnya pengembangan energi surya, tenaga angin, biomassa, dan bentuk-bentuk energi terbarukan lainnya serta mempertemukannya dengan mitra Indonesia dari sektor energi dan pengambil keputusan di pemerintahan.

Wakil Asisten Menteri untuk Asia, Pamela Phan memimpin misi untuk Departemen Perdagangan AS didampingi Direktur Badan Pembangunan dan Perdagangan AS (U.S Trade and Development Agency) Enoh T. Ebong serta perwakilan Export-Import Bank of the United States.

Delegasi AS termasuk 12 perusahaan industri terkemuka sub-sektor energi terbarukan dan bahan bakar, penyimpanan energi, hidrogen, jaringan kelistrikan berteknologi canggih atau smart grid, nuklir, dan gas alam cair (LNG) seperti: Bechtel (Texas), Bloom Energy (California), Cheniere Energy (Texas), Ecoplexus (California), FuelCell Energy (California), Itron (Washington), Marquis Energy Global (Illinois), NuScale Power (Oregon), Sempra Energy (California), U.S. Grains Council (Washington, D.C.), UPC Renewables (Florida), dan Westinghouse Electric Company (Pennsylvania).

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi meningkatkan investasi asing dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia secara signifikan. “Misi Clean EDGE Asia memberikan peluang tepat waktu untuk menyingsingkan lengan baju kita dan mendiskusikan kemitraan perdagangan yang makin berkembang antara AS dan Indonesia di bawah Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF),” ujar Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael Quinlan.

Untuk memperdalam peran serta ekonomi AS di kawasan, pilar “Ekonomi Bersih” IPEF pertama kali mengupayakan komitmen berstandar tinggi di bidang energi bersih, dekarbonisasi, dan infrastruktur, serta mengejar target-target ambisius dalam mengatasi krisis iklim.

Pilar “Ekonomi yang Terhubung” IPEF akan mengembangkan aturan berstandar tinggi dalam ekonomi digital, serta standar ketenagakerjaan dan lingkungan kerja yang kuat serta ketentuan-ketentuan akuntabilitas korporasi yang mendorong kompetisi menuju puncak bagi pekerja melalui perdagangan.

AS kini tercatat sebagai investor asing terbesar keempat di Indonesia, meningkat menjadi empat posisi terbesar dari tahun sebelumnya. “Perusahaan-perusahaan Amerika menawarkan keunggulan dan nilai-nilai perusahaan AS kepada pasar Indonesia,” ujar Atase Perdagangan AS Paul Taylor.

“Manfaat ekonomi bagi mitra-mitra kami di kawasan akan datang melalui kerangka kerja investasi dan perdagangan, yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip bersama akan kesetaraan, pasar bebas, kemakmuran inklusif, ketahanan dan keamanan bersama,” Paul menambahkan.

Perdagangan barang dua arah antara AS dan Indonesia tahun lalu meningkat lebih dari 30%, menjadi US$36 miliar. Untuk Indonesia, AS merupakan pasar ekspor terbesar kedua, dan Indonesia mengalami surplus perdagangan tahunan yang besar dengan AS. Impor AS dari Indonesia mencakup sebagian besar produk bernilai tambah, menciptakan dampak ekonomi yang luas dan positif di Indonesia.

Produk-produk tersebut antara lain tekstil dan alas kaki (26,6%), produk pertanian (20,3%), dan mesin serta peralatan mekanik (14,7%). Amerika Serikat memiliki biaya tarif rata-rata tertimbang rendah—1,52% pada 2020. Separuh barang industri (non-pertanian) masuk ke AS dengan bebas bea.

IPEF merupakan kerangka ekonomi abad ke-21 yang dirancang untuk mengatasi tantangan ekonomi abad ke-21, mulai dari menetapkan aturan untuk ekonomi digital hingga memastikan rantai pasokan yang aman dan tangguh hingga mengelola transisi energi hingga berinvestasi dalam infrastruktur modern yang berkualitas.

IPEF mencerminkan keragaman kawasan Indo-Pasifik secara menyeluruh, dengan anggota-anggota dari Asia Timur Laut dan Tenggara, Asia Selatan, Oseania, dan Kepulauan Pasifik.

81