Home Internasional Kemarahan Dunia Pasca Komentar Menghina Nabi Muhammad

Kemarahan Dunia Pasca Komentar Menghina Nabi Muhammad

Mumbai, Gatra.com - Pemerintah India berusaha menenangkan kemarahan warga baik di dalam maupun luar negeri setelah dua pejabat partai BJP yang berkuasa membuat pernyataan yang menghina Nabi Muhammad. 

Reuters, Selasa (7/6) melaporkan, 38 orang ditangkap akibat kerusuhan di kota utara dan protes di Mumbai.

Penangkapan di kota Kanpur adalah bagian dari upaya untuk memadamkan ketegangan agama yang muncul setelah dua pejabat dari partai nasionalis Hindu, partai dari Perdana Menteri Narendra Modi, yakni Bharatiya Janata membuat pernyataan yang telah menimbulkan kemarahan luas di kalangan Muslim di India dan luar negeri.

“Beberapa pejabat tinggi India terpaksa dilibatkan secara diplomatik meredakan ketegangan karena negara-negara termasuk Qatar, Arab Saudi, Oman, UEA, Afghanistan, Pakistan dan Iran menuntut permintaan maaf dari pemerintah, karena mengizinkan pernyataan yang menghina itu,” kata seorang pejabat kementerian luar negeri India.

Selama akhir pekan, ini diplomat India yang ditempatkan di Teluk dan negara-negara Islam tetangga lainnya dipanggil oleh pejabat di negara-negara tersebut, sebagai protes komentar dari pejabat BJP.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dalam sebuah pernyataan, mengatakan: "Penghinaan ini datang dalam konteks meningkatnya intensitas kebencian dan penghinaan terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap Muslim."

Badan berpengaruh yang beranggotakan 57 orang itu mengutip keputusan terbaru, untuk melarang jilbab di lembaga pendidikan di beberapa negara bagian India, dan penghancuran properti Muslim dan menyoroti apa yang dikatakannya sebagai bias pemerintah India.

Angkatan Bersenjata Pakistan dalam sebuah tweet "mengutuk keras pernyataan penghujatan" oleh para pejabat India tersebut.

"Tindakan keterlaluan itu sangat menyakitkan dan jelas menunjukkan tingkat kebencian yang ekstrem terhadap Muslim dan agama lain di India," katanya.

Kementerian luar negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui tweet menyebut komentar ofensif itu, dengan cara apa pun, tidak mencerminkan pandangan pemerintah.

"Tindakan keras telah diambil terhadap orang-orang ini, oleh badan-badan terkait... Sangat disesalkan bahwa Sekretariat OKI sekali lagi memilih untuk membuat komentar yang memotivasi, menyesatkan dan nakal," kata Arindam Bagchi, juru bicara pemerintah.

BJP menangguhkan seorang juru bicara dan mengusir pejabat lain pada hari Minggu karena menyakiti sentimen agama dari komunitas minoritas di India.

Diketahui kaum muslim di India ada sekitar 13% dari 1,35 miliar penduduknya. Protes terhadap pernyataan anti-Muslim di ibukota keuangan Mumbai berlangsung pada hari Senin.

Departemen Luar Negeri AS dalam laporan tahunannya kepada Kongres tentang kebebasan beragama internasional yang dirilis pada bulan Juni, menuduh bahwa serangan terhadap anggota komunitas minoritas, termasuk pembunuhan, penyerangan, dan intimidasi, terjadi di India sepanjang tahun 2021.

Arab Saudi, tempat lahirnya Islam dan tempat dari dua situs tersucinya, menyambut baik tindakan yang diambil oleh BJP untuk menangguhkan juru bicara itu dari kegiatannya.

Seorang pejabat senior di Kedutaan Besar Qatar di New Delhi mengatakan pemerintah Modi harus secara terbuka menjauhkan diri dari komentar tersebut.

"Melukai sentimen agama kami dapat secara langsung berdampak pada hubungan ekonomi," kata pejabat itu. Ia menambahkan bahwa mereka sedang memeriksa laporan tentang boikot barang-barang India oleh beberapa pemilik supermarket di Qatar.

Perdagangan India dengan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yang meliputi Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Oman, dan UEA, mencapai sekitar US$90 miliar pada 2020-21. Jutaan orang India tinggal dan bekerja di negara-negara GCC.

Perdana Menteri Modi dalam beberapa tahun terakhir telah memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara kaya energi, sumber utama impor bahan bakar bagi negaranya.

337