Home Regional Kolaborasi, Sinkronisasi dan Integrasi Penting Dukung Metropolitan Kedungsepur Berskala Internasiona

Kolaborasi, Sinkronisasi dan Integrasi Penting Dukung Metropolitan Kedungsepur Berskala Internasiona

Jakarta, Gatra.com- Sekretaris Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan, Indra Gunawan menekankan pentingnya pengelolaan Kedungsepur yang terintegrasi dengan menjamin terciptanya kolaborasi, sinkronisasi dan sinergi antara pusat dan daerah serta antar daerah yang tergabung dalam Kedungsepur.

Demikian hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Asistensi Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama Wilayah Metropolitan Kedungsepur yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan di Hotel Gets Semarang pada 6 hingga 8 Juni 2022.

"Selain itu penting keterkaitan dan konsistensi dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan untuk menjamin terpenuhinya pelayanan publik dengan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, serta meningkatkan kapasitas pemerintah daerah," kata Indra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/6).

Hal ini menurutnya penting karena mengelola perkembangan kawasan metropolitan merupakan tantangan yang besar bagi masing-masing level pemerintahan. "Sehingga kerjasama daerah diperlukan dalam pengelolaan kawasan metropolitan terutama dalam pemenuhan pelayanan publik seperti transportasi atau mobilitas perkotaan," ungkap Indra.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kawasan, Perkotaan dan Batas Negara Kemendagri, Thomas Umbu Pati menyampaikan bahwa pengembangan rencana mobilitas perkotaan (Urban Mobility Plan) di Kedungsepur untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang dan barang atau jasa. Dimana pada akhirnya akan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi terutama pacca pandemic Covid-19.

Menurut Thomas, pengembangan angkutan umum massal pada Wilayah Metropolitan di Indonesia masih terkendala pengambilan keputusan yang dibatasi oleh batas administratif pemerintahan. "Sehingga sulit untuk mengembangkan sistem angkutan umum terintegrasi dan berdaya jangkau di luar batas administrasi kota atau daerah," ungkap dia.

Di samping itu, kemampuan fiskal pemerintah daerah belum merata untuk membangun sistem angkutan umum massal perkotaan yang modern karena kurangnya imbal hasil investasi yang cukup menarik untuk mendorong investor, serta akses terbatas pada sumber pendanaan alternatif.

Maka untuk meningkatkan mobilitas perkotaan berarti berfokus pada pergerakan orang dan barang daripada pergerakan kendaraan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem mobilitas perkotaan yang efisien, fleksibel, responsif, aman, dan terjangkau dengan lalu lintas, perjalanan, dan upaya paling sedikit.

Hal tersebut dilakukan sambil memastikan kelestarian lingkungan. Artinya mengutamakan angkutan umum, pejalan kaki, kendaraan tidak bermotor, dan kendaraan pengangkut barang. "Ini berarti menyediakan layanan transportasi umum yang menarik dan efisien serta mengurangi permintaan perjalanan bermotor dengan mobil atau sepeda motor," lanjut dia.

HaI ini juga berarti memanfaatkan sebaik mungkin jalan dan layanan transportasi yang ada sebelum berinvestasi pada yang baru.

Dalam Rapat Koordinasi ini juga dibahas mengenai integrasi dan kerjasama Layanan Transportasi Umum Perkotaan Kedungsepur melalui sinkronisasi dan Kerjasama sebagai penggerak perekonomian dan pengembangan wilayah untuk mewujudkan Transportasi Metropolitan Kedungsepur yang Maju, Humanis, Harmonis dan Adaptif.

Pertama, integrasi kewenangan dengan mengintegrasikan perencanaan dan pendanaan baik di tingkat pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota secara sinergis dalam dokumen perencanaan dan penganggaran. Diawali dengan saling mensinkronkan dokumen perencanaan dan prioritas penganggaran dari semua level kewenangan, lintas kewilayahan, lintas sektor dan antar pemangku kebijakan

Kedua, integrasi moda transportasi dengan integrasi simpul dan jaringan infrastruktur yang meliputi bandara, stasiun, Pelabuhan, terminal, Jaringan Jalan, Rel & Trayek Angkutan yang ada di wilayah Kedungsepur untuk menciptakan pergerakan transportasi yang optimal dan efisien.

Ketiga, Integrasi antar wilayah Kedungsepur yang bertujuan untuk membangkitkan “perjalanan”, menciptakan pemerataan pembangunan serta mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Keempat, integrasi antar sektor yaitu Perhubungan dengan sektor penataan ruang, industri pariwisata, perdagangan, pendidikan, sosial, dan lain-lain.

Dengan peningkatan Kerjasama & Sinkronisasi tersebut, diharapkan dapat menciptakan sistem transportasi yang terintegrasi yang memberikan manfaat secara optimal & berkesinambungan.

186