Home Pendidikan Perlu Banyak Terobosan Pulihkan Dunia Pendidikan

Perlu Banyak Terobosan Pulihkan Dunia Pendidikan

Semarang, Gatra.com – Pemulihan sektor pendidikan di Jawa Tengah harus mendapat perhatian lebih. Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten/kota perlu melakukan berbagai terobosan demi mengembalikan lagi mutu pendidikan di Provinsi Jateng.

“Munculnya pandemi Covid-19, ikut memberikan dampak yang cukup serius bagi dunia pendidikan. Karena itu, tentu sektor ini juga harus masuk dalam program prioritas,” ujar Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah H Sukirman, Jumat (10/6).

Menurut Sukirman, imbas dari pandemi adalah ditiadakannya pertemuan tatap muka (PTM). Lewat PTM, perkembangan anak didik kurang bisa dipantau maksimal.

“Bahkan rawan memunculkan learning loss. Di mana learning loss ini bisa memicu hilangnya minat belajar dalam diri peserta didik. Situasi ini, jelas menjadi ancaman tersendiri di masa mendatang, utamanya dalam penguatan dan peningkatan sumber daya manusia,” sebutnya.

Apalagi, kata Sukirman, pada 2045 mendatang, negara ini sudah mencanangkan adanya Indonesia Emas 2045. Jalan menuju program tersebut salah satunya adalah adanya SDM yang berkualitas.

“Sektor pendidikan ini memiliki peran penting dalam program ini,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Selain itu, lanjut Sukirman, yang tidak diabaikan adalah penguatan pendidikan karakter bagi anak didik. Sebab keberhasilan sumber daya manusia tidak hanya cerdas secara intelektual.

“Pendidikan karakter ini menjadi kunci. Sehingga, generasi penerus memiliki kecerdasan, kepribadian, sekaligus akhlak mulia. Karenanya, saat upaya recovery di tengah landainya kasus Covid-19, pendidikan karakter ini sangat penting,” tegas Sekretaris DPW PKB Jateng ini.

Legislator dari daerah pemilihan (Dapil) XIII Jateng yang meliputi Kabupaten Pekalongan, Batang, Pemalang, dan Kota Pekalongan ini mengakui, masalah pendidikan di Jateng masih cukup serius. Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/SMK/MA pada tahun 2021 sebesar 86,65%. Angka ini turun dari tahun 2020 sebesar 86,83%.

"Data BPS tahun 2021, juga masih ada 0,32% masyarakat usia 13 hingga 15 tahun yang tidak atau belum pernah sekolah. Tentu ini harus jadi perhatian, dan segera dicarikan solusinya,” tandasnya. (ADV/Anf)

68