Home Gaya Hidup Dilarang Buka Lapak di Jalan, Para Peternak Beralih Jualan Secara Daring

Dilarang Buka Lapak di Jalan, Para Peternak Beralih Jualan Secara Daring

Karanganyar, Gatra.com - Usai dilarang berjualan atau buka lapak di jalan raya. Tak membuat para peternak habis cara menjual hewan kurbannya di tengah mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK). Demi meraih cuan, mereka akhirnya mengandalkan pemasaran secara digital.

Munculnya larangan tersebut, lantaran atas instruksi Bupati Karanganyar Juliyatmono, menyusul merebaknya PMK di wilayah Bumi Intanpari. Data terakhir menunjukkan 50 ekor sapi dari lima kecamatan terpapar penyakit PMK.

Penjualan di ruang terbuka dengan sumber ternak dari mana saja dianggap memiliki risiko tinggi penularan PMK. Satpol PP diinstruksi menindak pedagang hewan kurban di ruas-ruas jalan milik pemerintah.

Ketua Koperasi Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Berkah Mendo Lawu, Joko Rianto mengatakan sudah saatnya para peternak dan stakeholdernya beralih ke digital marketing. Selain meminimalisir penularan penyakit pada ternak, juga lebih efektif dan efisien. Terutama dapat hemat waktu dan biaya.

“Hewan ternak tetap di kandang. Enggak dijajakan di luar. Apabila calon pembeli mau menengok dagangan, bisa langsung ke kandang peternak. Dipersilakan. Gambar dan video ternak disiapkan," katanya kepada Gatra.com, Jumat (10/6).

Ia mendukung kebijakan Juliyatmono perihal larangan buka lapak penjualan hewan ternak di jalan. Justru larangan itu akan menggiring calon pembeli mencari cara paling aman memilih hewan kurban.

Dalam hal ini, Joko telah membentuk tim digital marketing dan meluncurkan promosi ke berbagai marketplace. Ia menyebut diantaranya Tiktok, Shopee dan Tokopedia. Promosinya juga melalui media sosial.

“Dari anggota kami sebanyak 250-an peternak, memiliki 2.500-an domba kambing. Brosur sedang disiapkan. Di bawah manajemen Samira Farm. Kambing domba mulai tipe A, B dan C yang paling mahal,” katanya.

Ia memberi garansi hewan ternak yang ditawarkannya sehat. Apalagi, sambung Joko, pakan ternaknya hasil produksi sendiri dan dengan pengecekan kesehatan hewan tiap hari. Untuk hewan yang sakit sudah dikarantina dan tidak ditawarkan ke pasar.

“Baru sekarang pakai digital marketing. Tahun lalu masih menjual secara mandiri dan mencari pasarnya sendiri. Dengan berkolaborasi di tim, Insya Allah menjangkau pasar lebih luas,” katanya.

1071