Home Pendidikan Peningkatan Kapasitas Jadi Inti Transformasi Sekolah Penggerak

Peningkatan Kapasitas Jadi Inti Transformasi Sekolah Penggerak

Jakarta, Gatra.com - Paradigma pendidikan baru diperlukan guna mengakselerasi peningkatan ekosistem dan mutu pembelajaran di sekolah. Titik transformasi yang paling krusial, adalah bagaimana peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pengajar di sekolah bisa dilakukan dan peningkatan tersebut dapat mengimbas satu sama lain.

Intervensi diperlukan hadir dalam rangka mengubah paradigma pembelajaran supaya lebih mengedepankan aspek kompetensi, minat, dan kapasitas para peserta didik.

Sejatinya, Kemendikbudristek selaku leading sector di bidang pendidikan tanah air telah menawarkan program Sekolah Penggerak. Program ini dimaknai sebagai upaya menggenjot naiknya mutu pembelajaran di sekolah melalui berbagai intervensi, mulai dari pendampingan dan pelatihan kapasitas kepada kepala sekolah hingga pemberian dana khusus, sebagai upaya pemantik perubahan dalam kualitas pembelajaran.

Sebagai salah satu bagian Sekolah Penggerak, SMA YPK Kotaraja, Jayapura, mendapatkan imbas dari adanya intervensi khusus tersebut. Kepala Sekolah SMA YPK Kotaraja, Alfrets, bercerita, dalam beberapa tahun terakhir peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya cenderung jalan di tempat.

Dalam identifikasinya, biang keladi dari adanya kondisi tersebut adalah minimnya keaktifan guru dalam berinovasi mengenai cara pembelajarannya di kelas. “Karena selama ini guru-guru belum ada pelatihan penambahan kapasitas mereka,” ujar Alfrets kepada GATRA, Senin (13/6).

Latar belakang masalah ini yang kemudian ia pandang selaras dengan visi misi sekolah penggerak. Menurutnya, pendampingan dan pelatihan yang dibawa program tersebut akan mampu menumbuhkan ekosistem pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Dari pijakan tersebut, nantinya timbul sebuah paradigma pendidikan baru dari para tenaga pengajar bahwa proses pembelajaran akan akan lebih berorientasi pada siswa sebagai porosnya. 

“Para pendidik pun keluar dari cara lama. Ada perubahan cara pembelajaran dimana kita harus lebih mengutamakan kebutuhan belajar dari siswa. Siswa pun akan lebih aktif belajar dan itu lebih baik,” tegasnya.

Benar saja, Alfrets mengakui komunitas sekolah penggerak yang terbentuk pun menjadi salah satu penyokong SMA YPK Kotaraja untuk bertransformasi. Ia menyebtu saat ini tercitpa sebuah kemauan dari para guru untuk terus belajar dan menambah kapasitas.

Yang paling kentara, adalah bagaimana para guru sekolah yang dipimpinnya tersebut menerima dan mampu beradaptasi dengan tantangan digitalisasi pendidikan. Berkat adanya komunitas pendampingan dan pelatihan kapasitas guru.

“Sekarang guru mulai lebih aktif. Slah satunya dalam mengembangkan modul ajar sendiri untuk di kelas. Dengan guru yang aktif, maka siswa pun akan terangsnag untuk aktif dan kreatif,” jelasnya.

Alfrets pun berujar, bahwa cita-cita ekosistem pendidikan tersebut lah yang nantinya ingin diwujudkan di 3 tahun sebagai sekolah penggerak. Ia berharap nantinya ekosistem pendidikan ini yang bisa ditularkan di wilayah Papua.

“Kami berharap semua sekolah pun bisa merasakan manfaat dan bermanfaat. Supaya pendidikan dan pembelajaran kita makin lebih baik dan diminati,” tuturnya.

350