Home Kesehatan Tak Mau Merugi Karena PMK, Pedagang Hewan Kurban Batasi Stok

Tak Mau Merugi Karena PMK, Pedagang Hewan Kurban Batasi Stok

Karanganyar, Gatra.com - Pedagang hewan kurban di Karanganyar, Jateng tak mau memasok dagangan dari luar daerah. Selain khawatir terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), juga berisiko tekor.

"Sampai sekarang yang pesan sapi tidak banyak. Padahal sudah mendekati Iduladha. Tahun lalu, saya bisa nyetok. Ambil dari luar kota. Biasanya dari Grobogan dan Jatim. Sekarang tidak sebebas itu," kata pedagang sapi sekaligus peternak asal Karangmojo Tasikmadu, Giyatno kepada Gatra.com, Selasa (14/6).

Ia menanti pesanan datang sambil merawat sapi-sapi di kandang supaya terhindar dari PMK maupun penyakit lain. Sapi-sapinya itu sudah lama tak digembalakan. Ia mengatakan sejak merebak wabah PMK, harga sapi di pasaran turun hingga Rp1 juta-Rp2 juta per ekor.

"Biasanya mau Iduladha, harganya pasti bagus. Peternak panen. Tapi pembeli enggak mau kalau sapi yang dibelinya sakit. Para peternak akhirnya konsentrasi menyembuhkan sapi-sapinya dulu," katanya.

Peternak khawatir akan mengalami kerugian besar apabila mendatangkan ternak baru di tengah wabah PMK. Saat ini terdapat 60 ekor sapi ternak di kandang komunal yang dikelolanya bersama 12 peternak lain. Kondisi ternak sapi tersebut sehat meski sebelumnya beberapa hewan ternaknya sakit. Namun kini sudah sembuh dengan pemberian vitamin dan obat-obatan oleh dokter hewan.

"Yang sapi sakit kita langsung karantina. Takut menular ke yang lain. Tapi alhamdulillah bukan sakit PMK," tuturnya.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar Heri Sulistyo meminta masyarakat lebih jeli membeli sapi. Ia menyarankan surat kesehatan sapi diutamakan. Dispertan PP menerapkan masa berlaku surat sehat hewan ternak dipersingkat menjadi dua hari saja, dari sebelumnya 10 hari. Cara ini untuk mendorong pedagang hewan rajin memeriksakan ternaknya.

"Satu sampai dua hari saja surat sehat hewannya. Ini supaya yang biasanya menjual ternak ke luar kota, segera periksakan hewan ternaknya di kota tujuan. Kita enggak mau surat sehat yang masa berlaku lama, membuat pedagang terlena. Enggak ada jaminan ternaknya sehat jika tanpa pemeriksaan," katanya.

1678