Home Kesehatan Gerakan Generasi Merdeka Stunting, Komitmen ACT Peduli Kualitas SDM Indonesia

Gerakan Generasi Merdeka Stunting, Komitmen ACT Peduli Kualitas SDM Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Humanity Medical Services (HMS) Aksi Cepat Tanggap (ACT) bekerjasama dengan Pemerintah Kota Jakarta Timur untuk menangani stunting di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dengan program Gerakan Generasi Merdeka Stunting.

Presiden ACT, Ibnu Khajar menyebut stunting memberikan dampak panjang terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang akan datang. “Jika kualitas SDM buruk akibat stunting, masa depan Indonesia menjadi taruhan. Cita-cita mewujudkan Indonesia Emas di 100 tahun kemerdekaan dan menjadi bangsa yang maju bisa terhambat,” katanya di Kantor Walikota Jakarta Timur, Rabu (15/6).

Berdasar Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, angka stunting di Indonesia mencapai 24,4% atau sekitar 5,33 juta balita. Angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20%. Pemerintah juga menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia turun menjadi 14% atau di bawah standar WHO dan tahun 2030 Indonesia bebas stunting.

Ibnu menyebut, dengan Gerakan Generasi Merdeka Stunting, ACT mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong mengatasi masalah stunting di Indonesia. Dengan adanya gerakan ini, diharapkan semua elemen masyarakat sadar dan turut berkontribusi mewujudkan Indonesia bebas stunting.

Walikota Jakarta Timur, Muhammad Anwar mengatakan bahwa membebaskan suatu daerah dari stunting adalah tantangan besar. Meski sulit, tetap dapat dilakukan. Pemerintah Kota Jakarta Timur telah melakukan upaya pencegahan stunting selama bertahun-tahun lewat berbagai program.

“Warga Jakarta Timur ada sekitar 3,2 juta orang. Bayi dan anak-anak usia sekolah itu paling banyak di Jakarta Timur dibanding wilayah Jakarta lainnya,” ujar Anwar.

Ia berharap, program dari ACT ini akan sejalan dengan program pemerintah yang sudah ada untuk berkomitmen menurunkan angka stunting di Indonesia. Di Jakarta Timur, program ini akan difokuskan pada 19 daerah yang menjadi pusat penanganan stunting.

“Semoga kolaborasi ini bisa terus berkesinambungan untuk masa yang akan datang. Program ini juga akan terus dipantau dan dievaluasi setiap bulan,” ucapnya.

92