Home Kesehatan Pasar Hewan di Karanganyar Resmi Ditutup Per hari Ini

Pasar Hewan di Karanganyar Resmi Ditutup Per hari Ini

Karanganyar, Gatra.com - Seluruh pasar penjualan hewan ternak di Kabupaten Karanganyar, Jateng resmi ditutup sementara per Kamis (16/6) sampai waktu yang belum ditentukan. Upaya pemutusan rantai penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) ini diinstruksi langsung Pemprov Jawa Tengah.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UKM (Disdagnakerkop dan UKM) Karanganyar, Martadi kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (16/6). Ia mengakui penutupan sementara pasar hewan secara resmi baru dilakukannya sekarang. Meski, pasar-pasar hewan memang sudah tidak beroperasi dalam sebulan terakhir. Para pedagang hewan takut sapinya tertular PMK saat menjajakannya secara komunal.

"Kami mendapatkan surat dari Dinas Perdagangan Provinsi terkait maraknya PMK di Jawa Tengah terutama di Kabupaten Karanganyar, untuk menutup pasar hewan di Kabupaten Karanganyar. Ini merupakan penegas bahwa kita serius menangani wabah ini," ucap Martadi.

Dia mengaku telah mensosialisasikan kebijakan penutupan sementara pasar hewan tersebut kepada lurah pasar dan para pedagang.

Dia menuturkan pasar hewan di Kabupaten Karanganyar yang masih sesekali beroperasi berada di Kecamatan Karangpandan. Sementara pasar di Kecamatan Karanganyar, dan Kecamatan Mojogedang sudah sepi.

"Yang diutamakan penutupan sementara Pasar Hewan Karangpandan dan Jambangan Mojogedang," ujar Martadi.

Sementara itu di Kabupaten Sragen, penularan PMK seakan tak terkendali. Kepala Disnakkan Sragen Rina Wijaya menuturkan dua ekor sapi di Kecamatan Kedawung mati lagi dan dua ekor lainnya terpaksa disembelih sebelum tewas di kandang.

Di Kedawung jumlah sapi yang terserang PMK bertambah menjadi 79 ekor. Sementara di Sumberlawang ada 84 ekor sapi kena PMK. Ia pun meminta memita anggaran dari belanja tak terduga (BTT) untuk pengadaan obat, vitamin, disinfektan, dan sarana prasarana lainnya guna menekan laju penambahan kasus PMK.

“Pengajuan anggaran pengadan obat-obatan itu untuk kuota 5.000 ekor sapi. Dana pengadaan obat-obatan penanganan PMK bersifat stimulan. Sebab, berbagai upaya sudah dilakukan tapi masih saja penularan masif,” katanya.

Berbagai upaya memutus penularan antara lain penutupan pasar hewan sampai gerakan penyemprotan disinfektan ke kandang ternak.

Hingga Kamis sore ini, Rina mendapat laporan total kasus PMK di Sragen sebanyak 666 ekor ternak dengan perincian 361 ekor kasus aktif, 268 ekor sembuh, dan 37 ekor mati.

“Dugaan saya penularan itu karena masih ada distribusi hewan lewat jalan tikus. Sebab semua pasar sudah ditutup. Harusnya enggak lagi bercelah,” katanya.

4047