Home Politik Pemerintah Klaim Kartu Prakerja Bermanfaat Untuk Masyarakat, Masa Sih?

Pemerintah Klaim Kartu Prakerja Bermanfaat Untuk Masyarakat, Masa Sih?

Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, program Kartu Prakerja sukses meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Menurutnya, kunci kemajuan negara adalah sumber daya manusia, bukan sumber daya alam.

Peningkatan kualitas SDM saat ini juga tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan platform digital.

"Program Kartu Prakerja terbukti bermanfaat kepada masyarakat sampai pelosok. Apalagi tidak ada dana insentif yang melewati pihak lain, tapi dana langsung dari Kementerian Keuangan ke penerima manfaat," ungkap Presiden Jokowi melalui Youtube Sekretariat Presiden, dikutip Sabtu, (18/6/2022)

Hingga saat ini sebanyak 115 juta masyarakat telah mendaftar untuk mengikuti program Kartu Prakerja, tetapi yang terverifikasi sebanyak 84 juta, dan yang diterima sebanyak 12,8 juta.

Kepala Negara pun mengatakan menurut survei BPS sebanyak 88,9% penerima mengaku bahwa program Kartu Prakerja telah meningkatkan keterampilan.

"Tahun depan program akan berjalan, anggaran sudah disiapkan," ungkap Presiden Jokowi.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Syafuan Rozi Soebhan mengapresiasi kesuksesan program kartu Prakerja karena memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Menurutnya, kartu Prakerja tersebut menjadi solusi bagi masyarakat atau pekerja yang terkena dampak gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan perusahan akibat pandemi Covid-19.

“Memang kita lihat di masa pandemi ini masyarakat yang tertekan memerlukan terobosan dan inovasi. Kartu Prakerja itu menjadi satu-satunya kartu penyelamat ketika banyak masyarakat yang menganggur, berhenti dan bisa memanfaatkan kartu tersebut,” kata Syafuan Rozi saat dihubungi, Sabtu (18/6/2022).

Menurut Syaufan, kedepan pemanfaatan kartu Prakerja perlu ditambahkan lagi, selain tempat pelatihan dan permodalan usaha perlu dipertajam lagi kartu Prakerja ini dihubungkan dengan marketing agar pelatihan dan modal yang didapatkan bisa tersalurkan dengan baik ke pasar. Terobosan ini, kata Syafuan Rozi akan linier dengan sistem yang digunakan saat ini yakni aplikasi digital pada kartu Prakerja.

“Karena kartu itu kan macam-macam dan bisa dipakai untuk pelatihan, permodalan, marketing. Nah perlu dipertajam lagi bagaimana kartu Prakerja itu punya hubungan dengan marketing, jadi kalau sudah punya pekerjaan dan sudah dapat modal bagaimana produk barang dan jasa itu bisa masuk ke pasar, dan artinya era sekarang harus terhubung dengan aplikasi digital,” ucapnya.

Pasalnya, lanjut Syaufan, jika seseorang sudah mendapat pelatihan dan modal namun belum mendapatkan pasar, maka kartu Prakerja yang dimiliki itu tidak akan berguna. Oleh sebab itu, perlu adanya tambahan pemanfaatan kartu Prakerja tersebut, yakni digital marketing.

“Jadi kalau kartu pra kerja ada tapi kalau pasarnya tidak terhubung dengan aplikasi digital mungkin yang punya pekerja bisa tidak melanjutkan manfaat dari kartu pra kerja itu. Jadi terobosan ya digital marketing, karena kita sudah masuk di era ke manfaat dunia digital untuk barang dan jasa,” ujarnya.

Sejauh ini program kartu Prakerja berjalan secara bertahap dan sudah memasuki gelombang ke-32. Namun, Syafuan Rozi menyarankan agar penerima kartu pra kerja di update kembali kepada orang-orang yang pindah tempat tinggal, baik dari satu kota ke kota lain di dalam negeri, atau buat orang-orang di luar negeri yang kembali ke Indonesia.

“Mudah-mudahan dia akan bertahap ya, penerima kartu Prakerja, kemudian dia mulai bisa berkarya, dan kita belum memikirkan yang belum ya. Jadi saya yakin BPS juga punya data berapa orang yang masih mencari pekerjaan, berapa orang yang migrasi atau pulang dari kota lama ke kota baru, dari tempat lama ke tempat yang baru. Sekarang data itu sangat penting sekali, migrasi orang yang tidak punya pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain. Kartu ini terbesar di Indonesia ya,” jelasnya.

132