Home Kesehatan Ini Dia Ramuan Herbal Menyembuhkan Gejala PMK

Ini Dia Ramuan Herbal Menyembuhkan Gejala PMK

Karanganyar, Gatra.com- Menjual sapi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) atau malah menyembelihnya, dinilai bukan cara tepat. Pemilik ternak disarankan tetap tenang sambil menempuh pengobatan paling efisien.

Fenomena jual sapi sakit dan membawanya ke jagal hewan di masa pandemi PMK sapi terjadi di sejumlah wilayah di Karanganyar. Para peternak yang awam terhadap penanganannya, memilih cara itu meski dibeli murah daripada tekor lantaran sapi miliknya tewas di kandang.

Wakil Ketua DPRD Anung Marwoko menceritakan fenomena kepanikan peternak tersebut. Di wilayah Mojogedang, ada peternak yang mengalami kerugian tak sedikit. Ia memiliki 11 ekor sapi yang semuanya terjangkit PMK. Kondisi sapi yang sudah sakit parah disembelih ke jagal. Sedangkan yang masih relatif bertahan, dijual dengan harga murah. Harga sapi dewasa idealnya Rp25 juta, turun hingga Rp16 juta per ekor.

“Turunnya sampai Rp9 juta. Ini sayang sekali. Padahal kalau peternak tenang dan punya cara menyembuhkan, pasti sembuh kok sapinya,” kata Anung kepada awak media usai memimpin rapat paripurna di gedung DPRD Karanganyar, Rabu (22/6).

Guna mencegah kepanikan massal pada peternak, ia mendatangi langsung kandang dan melihat kondisi sapi sakit. Beberapa peternak yang ingin mempertahankan sapinya, menggunakan ramuan herbal. Ada pula yang menyuntikkan antibiotik. Dari informasi dari para survival asal Desa Gentungan dan Gebyog Mojogedang, ia merangkum cara menangani ternak terpapar PMK.

“Terdeteksi bergejala, langsung karantina. Lalu, tiap pagi beri obat kumur larutan antiseptik. Masukkan ke lubang hidung. Rutin begitu terus. Sebab itu mengobati sariawannya di dalam mulut. Asupan nutrisi dari pakan juga sendirikan. Jangan di tempat sama dengan ternak sehat untuk menghindari penularan,” katanya.

Langkah selanjutnya pemberian antibiotik. Penyuntikan dapat dilakukan mandiri supaya hemat dana. Atau meminta tolong dokter hewan. Sejumlah peternak memberi pula obat-obatan herbal seperti jahe, kunir dan temu lawak. Campurannya diberi gula Jawa.

“Gula jawa itu untuk memberi energi. Ramuan ini mirip untuk menyembuhkan flu. Yang sudah memberikan ramuan ini bertestimoni sapi sakit berangsur sembuh,” katanya.

Penyembuhan sapi terpapar PMK memang butuh waktu. Peternak pun harus menanti prosesnya. “Bagi peternak, sapi-sapinya itu aset berharga. Sayang sekali kalau dilepas murah. Padahal saat ini diandalkan untuk bayar sekolah anak dan modal bercocok tanam. Dijual ke jagal juga dagingnya menumpuk. Enggak banyak yang beli karena takut sakit,” katanya.

Anung mendorong Pemkab segera mengajukan anggaran mendahului penetapan APBD perubahan guna membeli vaksin PMK dan antibiotik.

Sementara itu Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Karanganyar mendata 270 sapi suspek PMK di enam kecamatan. Instruksi menutup pasar penjualan hewan ternak belum dicabut sejak diterapkan pada pekan lalu. Kepala Dispertan PP Siti Maesyaroch mengatakan tengah menanti bantuan vaksin PMK dari Pemprov Jateng. Ia juga mengajukan anggaran Rp150 juta untuk pengadaan obat-obatan. “Jumlah yang diajukan Rp150 juta. Ini hanya stimulan untuk para mantri ternak di wilayah,” katanya.

4647