Home Ekonomi Program Makmur Diklaim Tingkatkan Pendapatan Petani, Masa Sih?

Program Makmur Diklaim Tingkatkan Pendapatan Petani, Masa Sih?

Jakarta, Gatra.com - Program Makmur atau singkatan dari Mari Kita Majukan Usaha Rakyat yang diluncurkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam upaya menciptakan ekosistem pertanian terintegrasi diklaim telah membuahkan hasil.

Program yang diluncurkan pada Agustus 2021 itu telah memanfaatkan lahan seluas 140.108 hektar (ha) per Mei 2022 dari target seluas 250.000 hektar, program ini juga diklaim mendongkrak produktivitas dan pendapatan petani.

Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia, Supriyoto mengatakan, semua petani Indonesia dapat mengikuti program tersebut agar bersama-sama memacu produktivitas dan keuntungan petani.

Supriyoto mengapresiasi Kementerian BUMN dan seluruh pemangku jabatan terkait yang terlibat pada program Makmur. Menurutnya, dukungan serta arahan semua pihak yang terlibat sangat berkontribusi pada program yang memiliki makna Mari Majukan Usaha Rakyat ini.

"Program ini sudah terlaksana di atas lahan seluas 140.108 ha atau 56% dari target tahun 2022 ini, dan petani seluruh Indonesia juga bisa mengikuti program Makmur," ujar Supriyoto dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).

Program tersebut kata Supriyoto bertujuan untuk membentuk ekosistem yang mengintegrasikan petani dengan stakeholder yang berhubungan dengan budidaya pertanian dari hulu hingga hilir: agro input, lembaga keuangan (perbankan), jasa asuransi, pemerintah daerah (pemda), teknologi pertanian, dan offtaker.

"Program yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini juga mengadopsi praktik pertanian unggul dan penggunaan pupuk non subsidi," ungkap Supriyoto.

Menurut Supriyoto, tercatat program Makmur juga berhasil meningkatkan sejumlah produktivitas komoditas seperti padi rata-rata 32,73 persen meningkat sekitar 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya 5,8 ton ha.

Sementara itu, untuk komoditas jagung melonjak rata-rata 37,47 persen menjadi 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya 5,6 ton per ha.

Dengan produktivitas yang meningkat berimplikasi terhadap pendapatan petani yang juga turut terangkat.

"Petani yang mengikuti program Makmur juga tercatat pendapatan atau keuntungannya meningkat, sebagai contoh petani padi meningkat hingga 51,11 persen penghasilannya, dan petani jagung meningkat hingga 54,16 persen," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sejak diluncurkan, program Makmur telah terlaksana di sejumlah provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara.

Dari luas lahan 140.108 ha yang sudah melaksanakan program Makmur, Supriyoto menerangkan bahwa terdapat beberapa komoditas yang telah ditanam, mulai dari padi seluas 26.867 ha, jagung seluas 17.298 ha, sawit seluas 58.705 ha, tebu seluas 33.044 ha, hortikultura seluas 1.918 ha, dan perkebunan rakyat seluas 2.277 ha.

86