Home Hukum Siswi SMP Melahirkan Akibat Pencabulan, Polisi Tes DNA Para Tetangga Lelaki

Siswi SMP Melahirkan Akibat Pencabulan, Polisi Tes DNA Para Tetangga Lelaki

Sragen, Gatra.com- Satreskrim Polres Sragen, Jateng menguji DNA sejumlah pria yang tinggal di sekitar D (13), siswi SMP di Kecamatan Jenar yang belum lama ini melahirkan. Polisi memburu pelaku pencabulan yang membuat bocah kecil itu, hingga berbadan dua.

Minimnya keterangan dari korban maupun keluarga D membuat polisi menempuh langkah tersebut. Tes DNA sudah dilakukan terhadap empat orang laki-laki yang tinggal di sekitar D. Satu diantaranya ayah tirinya. Empat orang itu dicurigai merampas keperawanan D yang masih berusia belia. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, D melahirkan bayi pada awal Juni kemarin.

Keluarga D sempat membuat laporan kepolisian perihal dugaan pencabulan yang dialaminya. Bocil itu menyebut pamannya membuat dirinya berbadan dua. Namun pamannya menolak mengakui perbuatan keji itu. Sehingga, polisi melakukan tes DNA dengan mengambil sampel darah D, bayi yang dilahirkannya, serta paman dan ayah tirinya.

"Biaya tes DNA memang mahal. Tapi itu demi menguak tabir kasus ini. Mereka yang dicurigai, diambil sampel darahnya untuk tes DNA," kata Kapolres Karanganyar AKBP Piter Yanottama kepada awak media di Sragen, Ahad (26/6).

Tes DNA bakal memberi kepastian identitas ayah biologis bayi. Piter memastikan hasilnya akurat. Cara tersebut juga didukung warga sekitar yang tinggal berdekatan D. Mereka khawatir D asal tuduh. Saat ini polisi sedang menunggu hasil tes DNA yang dikerjakan Polda Jateng.

Di sisi lain, Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen, Sukisno menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sekolah tempat siswi itu belajar.

Bahwa setelah melahirkan bayi, siswi itu masih sempat ikut ujian akhir sekolah di rumah. Soal ujian diantar guru ke rumah siswi tersebut.

“Kalau kami memang menindaklanjuti dari sisi pendidikannya. Bagaimanapun dia masih anak dan punya hak untuk mendapatkan pendidikan. Dan kemarin masih ikut ujian akhir juga. Nanti kelanjutannya kami minta sekolah memonitor,” ujarnya.

20337