Home Pendidikan Program Praktisi Mengajar, Kolaborasi Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

Program Praktisi Mengajar, Kolaborasi Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

Jakarta, Gatra.com – Direktur Sumber Daya, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Sofwan Effendi mengatakan bahwa program Praktisi Mengajar diharapkan dapat melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dalam bidang akademik maupun profesional di dunia industri.

“Kita ingin para lulusan mempunyai paket lengkap baik secara akademik maupun profesional di dunia industri agar siap pakai, siap kerja, dan siap berwirausaha,” kata Sofwan dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Senin (27/6).

Menurutnya, melalui program ini para praktisi profesional di bidangnya akan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa. “Jadi mahasiswa bukan hanya mendapatkan kompetensi akademik, kepakaran, cara berpikir, cara pemecahan problem, tetapi juga langsung dihadapkan pada problem riil dari pengalaman yang disiapkan atau disampaikan oleh para praktisi yang dihadirkan di kampus,” jelasnya.

Sofwan menjelaskan, agar dapat bergabung menjadi pengajar, praktisi bisa mengajukan pendaftaran ke perguruan tinggi dan program studi (prodi) yang dipilih sesuai kebutuhan serta kompetensi melalui laman praktisimengajar.id. Selanjutnya, dosen di perguruan tinggi juga dapat mengajukan permintaan praktisi yang dibutuhkan.

Ia menegaskan, program ini merupakan program kolaborasi antara akademik dengan praktisi bukan pesaing atau mengganti tenaga pengajar. Diharapkan, dosen dan praktisi akan saling berkolaborasi serta melengkapi.

“Selain mendidik dan membimbing mahasiswa dari sisi keilmiahannya di kelas, dosen juga membutuhkan pengalaman di dunia industri. Begitupun dengan praktisi, mereka juga membutuhkan ilmu yang melandasi kompetensinya,” tegasnya.

Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney telah bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di seluruh Indonesia agar dapat bergabung dalam program ini. Selain itu, ia juga mengundang institusi-institusi di industri dari perusahaan-perusahaan besar.

“Kami mengundang jejaring-jejaring praktisi lewat asosiasi dan komunitas, dan kami sangat terharu sekali melihat bagaimana respon-respon positif dari praktisi di bidang budaya. Itu sangat positif sekali,” kata Gamaliel.

165