Home Kesehatan Buka Rembuk Stunting, Sinoeng Minta Ada Aksi Konkret

Buka Rembuk Stunting, Sinoeng Minta Ada Aksi Konkret

Salatiga, Gatra.com - Selama tahun 2021 telah terjadi peningkatan bayi di bawah dua tahun (baduta) stunting dari 7,07 persen menjadi 8,34 persen. Hal itu disebabkan bulan timbang Agustus 2021 masih dalam masa pendemi, sehingga baduta yang boleh datang ke Posyandu hanya bayi berumur 12 hingga 24 bulan.

Adapun data balita stunting di Kota Salatiga pada tahun 2021 berdasarkan bulan timbang Agustus 2021 berjumlah 856 anak atau sebesar 9,03 persen. Hal itu diungkapkan Kepala Bappeda Kota Salatiga, Drs. Muthoin, M.Si dalam Pembukaan Rembuk Stunting Kota Salatiga Tahun 2022, di Ruang Kaloka Gedung Setda, Pemkot Salatiga, Senin, (27/6).

Muthoin menyebutkan, prevalensi stunting tertinggi di Kecamatan Sidomukti, tepatnya di Kelurahan Kecandran sebesar 9,91%, Kecamatan Sidorejo tepatnya di Kelurahan Bugel sebesar 17.77%.

Untuk prevalensi stunting di Kecamatan Argomulyo berada di Kelurahan Kumpulrejo sebesar 20,26%, dan Kelurahan Randuacir 16,06%. Sedangkan di Kecamatan Tingkir berada di Kelurahan Tingkir Tengah sebesar 15,26% dan Tingkir Lor sebesar 13,13%.

Muthoin menjelaskan, upaya Pemerintah Kota Salatiga dalam hal percepatan penurunan stunting pada Tahun 2021, telah mengalokasikan anggaran pendukung penurunan stunting sebesar Rp42,291 miliar, atau 10,59% dari belanja barang dan jasa.

“Namun, angka bayi stunting di Kota Salatiga pada Tahun 2021 masih relatif tinggi, sehingga dibutuhkan lagi kerja sama dan gotong royong dari berbagai pihak, tak terkecuali perguruan tinggi dan dunia usaha industri,” ujarnya.

Rembuk stunting, menurut Pj. Wali Kota Salatiga, Drs. Sinoeng N. Rachmadi, M.M., membawa konsekuensi terhadap pengawalan secara riil, konkret dan segera terhadap ibu hamil.

Oleh karena itu Sinoeng meminta supaya pada kegiatan Rembuk Stunting yang akan datang, dapat dikemas berupa pemaparan para Lurah tentang cerita-cerita inspiratif, sedangkan Pj. Wali Kota beserta pimpinan lintas sektor yang menjadi pesertanya.

“Namanya juga rembukan, supaya kepala-kepala wilayah memberikan paparan cerita-cerita inspiratif, baik success story maupun bad story, bukan Kepala Daerah yang pidato lebih dulu. Saya hanya ingin mengajak untuk betul-betul memanfaatkan momentum, kalau perlu menyertakan pula karyawan dan karyawati perusahaan dalam rembuk tersebut,” tegas Sinoeng.

Pada kesempatan tersebut, Pj. Wali Kota juga menitipkan pesan kepada Kementerian Agama agar dapat menyisipkan materi stunting dalam khotbah pernikahan.

163