Home Gaya Hidup Alami Komplikasi Sampai Gizi Buruk, Kondisi Bayi Aira Memprihatinkan , BAZNAS Bergerak

Alami Komplikasi Sampai Gizi Buruk, Kondisi Bayi Aira Memprihatinkan , BAZNAS Bergerak

Karanganyar, Gatra.com - Pasangan suami istri Ratno Mekarsari-Dian Aruna Mahesi tak berhenti memperjuangkan nasib putri bungsunya bernama Aira Cahya Mekarsari. Meski hidup pas-pasan di rumah kontrakan, namun Warga Desa Sukosari, Jumantono Karanganyar Jateng tersebut terus berusaha agar si buah hati bisa tumbuh selayaknya balita normal.

Sejak usia tiga bulan, Aira yang lahir 2 April 2021 lambat pertumbuhannya hingga kini usia 15 bulan. Bobotnya hanya 5,3 kilogram saja. Itupun menurut ibundanya, bobotnya sudah bertambah. Ia mengakui selama kehamilan Aira memang tak seperti dua anaknya yang lain. Saat hamil, pergerakan janinnya kurang. Setelah itu, ia melahirkannya secara normal.

“Pihak posyandu menyarankan ke puskesmas. Lalu dirujuk ke RSUD. Dari sana bilang Aira jantungnya bocor. Butuh alat bantu juga untuk pendengaran karena semua bagian tubuh kiri mengalami kelainan. RSUD Karanganyar enggak punya alat bantunya, sehingga dirujuk ke RSUD dr Moewardi,” kata Dian kepada awak media di rumah kontrakannya Griya Sari Permai RT 01/RW VII Blok C No 7, Selasa (28/6).

Perjuangan ekstra pasangan ini mulai terasa sejak empat bulan usia Aira. Dari semula harus kontrol ke RS sepekan sekali, menjadi dua pekan sekali. Sampai sekarang kontrol dokter spesialis dua sampai tiga kali sebulan. Alih-alih kondisinya membaik, justru memunculkan gejala komplikasi. Mata sebelah kiri tak berfungsi normal dan kulitnya keriput mirip lansia. Kaki dan tangannya kurus. Sedangkan separuh wajahnya rata mulai hidung. Sempat organ reproduksinya mengalami kelainan. Untungnya tak jadi dioperasi karena sudah berangsur normal.

“Tetap butuh alat penunjang medis untuk Aira. Sepasang Rp20 juta. Mendengar itu, kami down. Mau dapat uang darimana? Saya sendiri sudah resign kerja dari pabrik mi buat momong Aira. Suami kerjanya serabutan di pasar jadi kuli. Kadang nyopir. Kalau pulang bawa Rp50 ribu-Rp60 ribu. Itu habis buat makan saja,” katanya.

Usai BPJS dari pabrik distop karena dirinya mengundurkan diri, lalu mengajukan KIS. Sayangnya, tak menutup seluruhnya. Ia tetap keluar ongkos mandiri memeriksakan ke dokter spesialis jantung. Dokter menyarankan dilakukan CT scan untuk mengetahui keseluruhan fisik Aira. Hanya saja bobotnya harus minimal 10 Kg.

Kini untuk menambah penghasilan, ia menerima job bersih-bersih pekarangan tetangga. Hasilnya bisa membantu suami beli susu. Sesuai resep dokter, Aira tak boleh mengonsumsi sembarang susu formula.

“Susunya sesuai resep dokter. Tapi enggak dijual bebas. Akhinya beli susu semampunya saja,” katanya.

Ia mengapresiasi sejumlah relawan yang memberikan bantuan, meski itu belum bisa mengkaver kebutuhan rutin pengobatan putrinya.

“Kami tetap mengupayakan terbaik buat Aira. Semoga ada keringanan untuk pengobatan. Bantuan dari pemerintah belum ada sama sekali. Kami hanya bisa pasrah,” katanya.

Wakil Ketua BAZNAS Bidang Pendistribusian, Anas Aijudin mengatakan telah menerima informasi adanya bayi gizi buruk asal Jumantono. Timnya akan melihat kondisi keluarga tersebut. “Kami mendapat informasi tentang bayi itu dari Ketua DPRD. Akan kami cek segera,” katanya.

725