Home Pendidikan Ratusan SD di Blora Kekurangan Murid Baru

Ratusan SD di Blora Kekurangan Murid Baru

Blora, Gatra.com- Ratusan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Blora kekurangan siswa baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini. Mereka tidak mampu memenuhi kuota Rombongan Belajar (Rombel) sebesar 28 siswa.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Widodo mengungkapkan, sebanyak 534 SD tidak mampu memenuhi kuota rombel. "28 itukan batas maksimal untuk satu rombel ya. Dari total  598 SD ada 534 yang siswanya barunya dibawah 28 siswa," kata Widodo saat ditemui di kantornya, Selasa (5/7).

Bahkan kata Widodo ada 7 SD yang sama sekali tidak mendapat siswa baru. Ketujuh SD itu diantaranya SD 2 Bogorejo, SDN 2 Sendangrejo, SDN 3 Nglengkir, SDN Gayam, SDN Gembol, SDN Sarirejo dan SDN Jipang.

Widodo menjelaskan kurangnya siswa baru di sejumlah sekolah disebabkan banyak faktor. Seperti keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dan menjamurnya sekolah swasta berbasis keagamaan.

"Memang jumlah anak usia sekolah berkurang, ini juga salah satu keberhasilan KB. Yang kedua banyak juga SD terutama sekolah dengan berbasis agama itu juga ada pengaruhnya," ungkapnya.

Meski banyak yang kekurangan siswa, Namun pihaknya memastikan sistem pembelajaran tetap berjalan. "Ya jelas, inikan juga sudah mulai tatap muka. Jadi sistem pembelajaran tetap berjalan biasa," jelasnya.

Salah satunya SD yang kekurangan siswa adalah SDN 1 Karangjati. SD yang berada di tengah kota ini hanya mendapat 5 siswa baru. "Sampai hari ini kita dapat 5 anak. Sementara kelas 6 yang lulus 14, jadi kita minus 9 anak," kata Kepsek SDN 1 Karangjati, Sugiyarti

Senada dengan Widodo, Pihaknya menduga minimnya siswa di sekolah negeri karena banyaknya sekolah swasta berbahasis keagamaan.

"Karena memang sekarang kan banyak sekolah sekolah berbasis agama. Jadi orang tua lebih memilih menyekolahkan disana. Padahal di kita itu juga ada, bahkan menjadi pelajaran wajib," ucapnya. Sugiyarti mengaku minimnya peminat di sekolahnya sudah berlangsung sejak tahun 2019-2020. Saat itu jumlah siswa baru terus turun.

"Sudah sejak 2019 -2020. Itu bisa dilihat dari jumlah siswa yang lulus sama yang masuk. Itu sudah tidak imbang," ungkapnya. Meski begitu, sistem pembelajaran di sekolahnya tetap akan berjalan seperti biasa. "Kalau pembelajaran tetap harus. Berapapun itu jumlah siswanya," pungkasnya.

 

 

M Nanda

 

Foto di grup punggawa dan gatra.com

163