Home Kesehatan Nyatanya Kebiasan Konsumsi Daging Bakar Berpotensi Picu Kanker, Kok Bisa?

Nyatanya Kebiasan Konsumsi Daging Bakar Berpotensi Picu Kanker, Kok Bisa?

Banyumas, Gatra.com – Dokter Nurhati Febriani mengimbau masyarakat waspada pada saat Iduladha mendatang. Sebab, masyarakat biasanya membakar daging atau sate pada momen tersebut. Bahaya dari daging bakar tersebut adalah bisa menjadi pemicu kanker.

Dokter yang akrab disapa Febi ini berbicara di depan peserta Pelatihan Juru Sembelih Halal Aman dan Higienis (Juleha Manis) gelaran lerjasama RSI Banjarnegara dan Santri Gayeng Nusantara (SGN), Rabu (6/7/2022).

Febi menjelaskan, bahaya dari daging bakar tersebut adalah adanya zat karsinogenik. Salah satunya ditandai dengan warna hitam pada daging.

Untuk diketahui, karsinogen adalah zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses biologis.

"Jadi akan lebih aman jika dimasak tongseng atau gulai, daripada daging yang dibakar atau sate," ucapnya.

Tak hanya itu, di masyarakat juga beredar kebiasaan pencucian daging kambing atau sapi sebelum dimasak. Hal tersebut tidak dibenarkan juga jika dilihat dari sisi kesehatan.

Menurutnya jika daging dicuci dengan air akan menurunkan kualitas daging itu sendiri. Ini bisa dilihat dari tidak terjaminnya bersihnya air, hal ini berbahaya karena daging yang terkena air menjadi tempat berkembangnya kuman.

"Jika daging dicuci pakai air, bisa jadi berkembangnya kuman," katanya.

Ia menyarankan jika terkena kotor pembersihannya menggunakan air panas yang kemudian dilakukan perebusan, namun air panas yang digunakan untuk mencuci tersebut harus dibuang terlebih dahulu.

Sementara, Ketua Santri Gayeng Nusantara (SGN) Kabupaten Banjarnegara KH Hakim Annaisaburi dalam kesempatan sama mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya SGN dan RSI Banjarnegara untuk makan daging yang halal.

"Dengan pelatihan semacam ini, harapannya kedepan masyarakat di Banjarnegara bisa mengkonsumai daging yang halal," kata Hakim.

Ia berharap, bukan hanya ilmu tentang penyembelihan yang halal aman dan higienis saja yang penting. Namun, hal yang penting lainnya adalah bagaimana akad jual beli yang halal.

"Ilmu menyembelihnya sudah ada, bisa ditambah dengan ilmu jual beli serta akadnya agar halal, ini juga sama sama penting, jangan sampai menyembelihnya halal ternyata akadnya tidak halal ini bahaya," tuturnya.

1108