Home Hukum Anak Pembunuh Ibu Kandung Bikin Skenario Bak Sutradara Film

Anak Pembunuh Ibu Kandung Bikin Skenario Bak Sutradara Film

Sragen, Gatra.com – Tersangka kasus dugaan pembunuhan Setyorini (52), yakni Eva Dian Purnomo (33), membuat skenario layaknya sutradara film. Putra semata wayang korban ini mengaburkan fakta peristiwa, membuat alibi dan berakting demi lolos dari jeratan hukum.

Dian Purnomo memulai skenarionya setelah membunuh ibundanya itu pada Selasa pagi (28/6). Ia membuat situasi seolah-olah korban terpeleset lalu terjatuh di kamar mandi. Sebuah ember diisinya air kemudian wajah ibundanya diletakkan di sana dengan posisi tubuh bersujud. Dengan demikian, orang akan mengira ibundanya tewas akibat tenggelam.

Tak cukup di situ saja, pintu kamar mandi dibiarkan terbuka. Itu menandakan siapa saja bisa keluar masuk tempat kejadian perkara. Pelaku menggiring opini terjadi aksi penganiayaan yang menyebabkan ibunya terbunuh, jika muncul kecurigaan itu. Dirinya yang terlelap di kamar dijadikan alibi bahwa ia tak tahu ibundanya menemui ajal. Alibi ini sempat berhasil saat tetangga membangunkannya untuk mengabarkan bahwa ibunya tiada.

Baca Juga: Polisi Ringkus Anak Biadab Pembunuh Ibu Kandungnya

Warga dan keluarga besar yang curiga kematian korban janggal, meminta polisi melakukan autopsi terhadap jenazah yang sudah dimakamkan. Di sini, pelaku sendirilah yang membuat laporan ke polisi dan meminta dilakukan pembongkaran makam. Bahkan dirinya berada di lokasi pembongkaran dan autopsi serta sempat memberikan keterangan kepada awak media pada Kamis (30/6).

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, mengatakan, identitas pelaku kasus dugaan pembunuhan terhadap Setyorini berkat kejelian penyidik. Terdapat benang merah yang menghubungkan pelaku pada rentetan peristiwa. Dian Purnomo tak bisa mengelak saat polisi memiliki alat bukti kejahatannya serta saksi. Di hadapan penyidik, ia pun mengakui tuduhan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Alasannya menghabisi sang ibu karena tak tahan diomeli.

"Korban kerap menasihati anaknya supaya nyari kerjaan benar. Misalnya ikut kerja kakak sepupunya di Jakarta. Pelaku jengah dengan ibunya yang mengulang-ulang pesan itu hari demi hari. Ibunya juga berkata apa tidak pengin memperbaiki rumah? kata Piter dalam gelar barang bukti kasus tersebut di Mapolres, Rabu (6/7).

Baca Juga: Satroni PN , Warga Tuntut Tersangka Pembunuhan Cinta Segitiga Bunga Desa Dibebaskan

Pelaku yang emosi kemudian menempeleng ibundanya sampai bertubi-tubi. Ini merupakan akumulasi kekesalannya setelah diomeli usai pulang mabuk-mabukan pada Selasa dini hari (28/6). Saat itu, ia tak menggubris cercaan sang ibu perihal kelakuan dirinya yang tak bagus. Saat keesokan harinya, korban kembali mengungkit-ungkit dirinya harus mapan dalam pekerjaan.

"Itulah yang memicu aksi penganiayaan. Pelaku spontan melakukan tindakan itu," kata Piter.

Sementara itu, pelaku mengaku khilaf menganiaya ibunya sampai meninggal dunia. Ia refleks memukul ibunya karena emosi.

"Saat pertama kupukul, rasanya ragu. Entah mengapa terus berlanjut [penganiayaan]. Sebenarnya saya kasihan," katanya sambil terisak. Pelaku ini juga mengaku pilu saat kuburan ibunya dibongkar untuk keperluan autopsi.

176