Home Regional Bahaya PMK, Ternak Sembuh Bisa jadi Pembawa Virus Selama 2 Tahun

Bahaya PMK, Ternak Sembuh Bisa jadi Pembawa Virus Selama 2 Tahun

Purworejo, Gatra.com – Merebaknya virus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), salah satunya diakibatkan oleh faktor manusia. Kasus-kasus baru ternak positif PMK yang dilaporkan kebanyakan baru beli atau kulakan.

Menurut Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyaramat Verteriner (Keswan Kesmavet) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), drh. Widarti, diduga pedagang ternak tergiur harga murah. Padahal sosialisasi sudah terus menerus dilakukan tentang bahayanya virus PMK bagi hewan berkuku belah.

"Banyak pedagang yang 'ngeyel' membeli dari luar kota. Mungkin karena tergiur harga murah. Padahal, meskipun sudah sembuh, masih berbahaya bagi hewan lain. Ternak yang terinfeksi virus PMK masih bisa jadi carrier (pembawa virus). Untuk sapi bisa sampai dua tahun, kalau kambing bisa sampai 6 bulan," kata drh. Widarti saat ditemui usai pantauan lockdown hari pertama di Pasar Hewan Batoh, Kecamatan Bayan, Kamis (7/7/2022).

Sementara itu, salah satu pedagang di pasar hewan Batoh, Joko Sutrisno, menyebut bahwa omzetnya menurun sekitar 20-30% akibat wabah PMK. "Harga kambing bisa turun Rp300 ribu hibgga Rp400 ribu per ekor. Mendekati Lebaran Haji juga permintaan sepi, hampir sama dengan tahun sebelumnya. Nasib, tahun lalu terdampak Covid-19, tahun ini terdampak virus PMK," kata pria warga Bayan itu tanpa mau menyebut harga kambing yang dijualnya.

Ditanya mengenai kebijakan lockdown ternak, Joko mengaku tak terpengaruh karena dia memang hanya membeli dan menjual kambing lokal di wilayah Purworejo.

Menurut data yang diperoleh dari Satgas, hingga hari ini, total ada 151 ekor ternak positif PMK, terdiri dari sapi 130 ekor dan kambing 21 ekor. Telah sembuh 97 ekor, 7 ekor sapi dipotong paksa, dan 3 ekor sapi mati.

Wilayah yang paling banyak terpapar adalah Kecamatan Purworejo (Sidorejo) dan Kecamatan Bagelen. Sementara di Kecamatan Loano, Bener, Kaligesing, Bruno, Kemiri, dan Pituruh belum ditemukan hewan terpapar virus PMK.

206