Home Internasional Jika AS Bekukan Aset, Ketua DPR Rusia Ancam Ambil Alih Alaska

Jika AS Bekukan Aset, Ketua DPR Rusia Ancam Ambil Alih Alaska

Moskow, Gatra.com - Ketua majelis rendah parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin Rabu mengancam akan "mengklaim kembali" Alaska jika Amerika Serikat membekukan atau menyita aset Rusia sebagai hukuman atas invasinya ke Ukraina.

“Biarkan Amerika selalu ingat: Ada sepotong wilayah, Alaska,” kata Volodin pada sesi terakhir parlemen, sebelum liburan musim panas, dikutip themoscowtimes, pada Kamis (7/7).

“Ketika mereka mencoba mengelola sumber daya kita di luar negeri, biarkan mereka berpikir sebelum bertindak bahwa kita juga memiliki sesuatu untuk diambil kembali,” kata Volodin.

Dia mencatat bahwa wakil ketua Pyotr Tolstoy telah mengusulkan diadakannya referendum di antara warga Alaska untuk bergabung dengan Rusia.

"Kami tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka," jawab Volodin, menahan tawa, setelah tepuk tangan dari para parlemen.


Volodin sebelumnya menyarankan Moskow juga dapat merebut aset Rusia dari negara-negara "bermusuhan" sebagai pembalasan atas proposal AS untuk menjual aset oligarki Rusia yang disita, untuk membangun kembali Ukraina.

Rusia berspekulasi untuk pertama kali ‘mencapai’ Alaska pada tahun 1600-an. Ekspedisi perangkap bulu komersial reguler antara Siberia dan Alaska dimulai pada 1740-an, di mana pada saat itu pemukiman Rusia mulai muncul di pantai Alaska. 

Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat pada tahun 1867 seharga US$7,2 juta, atau kira-kira 2 sen per are.

Pernyataan Volodin sengaja ditujukan ke AS secara tidak terbatas, di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat.

Mantan Presiden Dmitry Medvedev sebelumnya berkomentar ke media sosial untuk menyerukan ancaman perang nuklir, jika Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bergerak untuk menghukum Rusia atas tuduhan kejahatan di Ukraina.

Kremlin memperingatkan "krisis panjang" dalam hubungan dengan negara-negara Barat, di saat militer Rusia merebut wilayah di Ukraina yang memasuki bulan keempat.

"Kami tidak akan pernah mempercayai Barat lagi," kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara saat itu.

20439