Home Regional Minat Berkurban Warga Jatim Tetap Tinggi di Tengah Wabah PMK.

Minat Berkurban Warga Jatim Tetap Tinggi di Tengah Wabah PMK.

Surabaya, Gatra.com -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang saat ini sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah, menyatakan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak atas lancarnya pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah di Jatim. Terlebih terkait dengan tercapainya pemenuhan kebutuhan hewan kurban dan juga kelancaran lalu lintas pengiriman hewan kurban di Provinsi Jatim.

Bahkan, jumlah hewan kurban yang tersedia di Jatim lebih besar dibandingkan dengan yang telah diprediksi. Hal itu, secara umum, menjadikan ketersediaan hewan kurban di Jawa Timur tergolong aman dan bahkan surplus.

“Alhamdulilah, kebutuhan hewan kurban di Jawa Timur terpenuhi hingga malam ini dan lalu lintas hewan ternak lancar dan tertib,” kata Khofifah di Makkah, Sabtu (9/7) malam.

Gubernur Jatim tersebut juga menekankan bahwa animo masyarakat Jawa Timur dalam menjalankan ibadah kurban juga sangat tinggi. Hal ini menurutnya adalah hal penting sebab sempat muncul kehawatiran terkait menurunnya minat berkurban umat muslim di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah melanda.

Pasalnya, Provinsi Jawa Timur beberapa pekan yang lalu sempat menduduki peringkat tertinggi kasus PMK terbanyak. Hal itu tentu menyebabkan kekhawatiran di masyarakat terkait keamanan mengonsumsi daging hewan kurban.

Faktanya, umat muslim di Jatim tidak mengendurkan minat mereka dalam menjalankan ibadah kurban. Meski di tengah wabah, animo umat Islam berkuban masih tinggi. Hal itu terbukti dengan tercatatnya sebanyak 439.974 hewan, baik sapi, kambing, ataupun domba yang disembelih di Hari Raya Idul Adha 1443 H ini.

“Suasana Hari Raya Kurban tahun ini sangat kondusif. Animo masyarakat cukup tinggi untuk berkurban. Ini menjadi berkah bagi seluruh peternak Jatim, di tengah wabah PMK, namun kepercayaan warga pada sistem pengawasan hewan kurban di Jatim juga tinggi. Bahwa seluruh hewan kurban yang dijual ke masyarakat dalam kondisi sehat dan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.

Gubernur menjelaskan bahwa seluruh hewan ternak yang dipotong untuk kurban telah melalui beberapa tahap. Salah satu yang terpenting adalah pemeriksaan oleh dokter hewan yang dibuktikan dengan penerbitan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

“Hewan kurban yang disembelih dipastikan telah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis dan paramedis veteriner dengan diterbitkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang menyatakan bahwa ternak tersebut dalam keadaan sehat,” jelasnya.

Menurut keterangan, 12 jam sebelum dilakukan penyembelihan hewan kurban, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan ante mortem atau pengecekan fisik pada setiap hewan yang akan masuk di RPH. Setelah dilakukan pemotongan, hewan-hewan tersebut juga diperiksa post mortem. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa daging kurban yang dibagikan aman.

"Allhamdulillah dari hewan yang akan disembelih tidak ada indikasi terjangkit PMK. Begitu juga setelah dilakukan pemotongan tidak ditemukan adanya Post Mortem atau bagian hewan yang sakit," ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Disnak Jatim, jumlah pemotongan hewan kurban di Provinsi Jawa Timur mencapai 80.286 ekor sapi. Dengan rincian dipotong di RPH sebanyak 1.230 ekor dan dipotong di luar RPH sebanyak 79.056 ekor.

Di lain sisi, total hewan kurban kambing sebanyak 300.150 ekor dengan rincian dipotong di RPH sebanyak 3.690 ekor dan dipotong di luar RPH sebanyak 296.460 ekor. Untuk domba, total pemotongan sebanyak 59.538 ekor. Dengan rincian dipotong di RPH sebanyak 246 ekor dan dipotong di luar RPH sebanyak 59.292 ekor.

Sejak dilaporkan pertama kali munculnya wabah PMK di Jatim awal Mei 2022 hingga jelang perayaan Idul Adha, lanjut Khofifah, terdapat Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Pelaksanaan Kurban dan Pemotongan Hewan Dalam Situasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (Foot And Mouth Disease).

Dalam SE tersebut dituliskan bahwa Tempat Pemotongan Hewan Kurban dapat dilakukan di Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) dan di luar RPH-R. Seluruh tempat penyembelihan harus mendapat persetujuan dari Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan memenuhi persyaratan yang disyaratkan.

"Saya telah mengimbau masyarakat maupun masjid agar melaksanakan penyembelihan di RPH atau tempat penyembelihan hewan qurban baik di masjid maupun musholla yang ditunjuk. Ini demi keamanan dan kenyamanan bersama," jelasnya.

Lebih lanjut, kepada masyarakat yang ingin melakukan penyembelihan secara mandiri diminta untuk memastikan persetujuan dari dinas terkait khususnya pejabat yang membidangi peternakan seperti Pejabat Otoritas Veteriner (POV).

"Saya imbau kepada camat dan kepala desa untuk memastikan agar ada persetujuan dari pejabat dari dinas terkait peternakan jika ingin melakukan penyembelihan secara mandiri," tegasnya.

Kepala Dinas Peternakan Prov. Jatim Indyah Ariyani menambahkan terkait jumlah tempat pemotongan hewan kurban di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 123 RPH melakukan pemotongan hewan kurban dan sebanyak 19.764 tempat di luar RPH melakukan pemotongan hewan kurban.

Indyah juga mengamini keterangan Khofifah terkait semua tempat pemotongan hewan harus melalui proses ante mortem dan post mortem yang didampingi oleh petugas medik dan paramedik menggunakan baju Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Petugas inilah yang akan melakukan pengecekan terhadap seluruh hewan kurban pada tahun ini.

"Pada prinsipnya semua tempat pemotongan hewan terpantau dan dalam pengawasan Disnak Prov. Jatim sehingga membuat masyarakat yang akan melaksanakan ibadah kurban tahun ini bisa aman dan nyaman," terang Indyah.

Ia juga menjelaskan bahwa total sebanyak 2.450 orang terlibat sebagai petugas pemeriksa hewan kurban. Lebih rinci ia menjelaskan jumlah tersebut meliputi 950 Medik Veteriner dan 1.500 Paramedik Veteriner yang mendukung kegiatan pemeriksaan sebelum dan sesudah Pemotongan Hewan Kurban.

“Mereka dibantu oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI),” tambahnya.

Sementara untuk perkembangan vaksinasi PMK di Jatim, sudah mendekati 90 persen capaian. Ketercapaian ini merupakan bentuk kerja keras dari semua pihak seperti dunia usaha dan dunia industri yang telah melaksanakan vaksinasi secara mandiri.

"Saat ini pemerintah terus fokus meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang ketersediaan vaksin dan Allhamdulillah capaian vaksinasi PMK di Jatim jika di total mencapai 90 persen lebih," tandasnya.

53