Home Ekonomi PMK Bikin Bahan Baku Kerupuk Kulit Sapi Makin Langka

PMK Bikin Bahan Baku Kerupuk Kulit Sapi Makin Langka

Karanganyar, Gatra.com-Belum pulih dihantam pandemi Covid-19, produsen kerupuk kulit sapi masih harus menghadapi kelangkaan bahan baku dan kenaikan harga minyak goreng. Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memperparah kondisinya.

“Selama dua tahun corona ini, pasokan bahan baku menurun sampai 50 persen. Apalagi dengan wabah PMK. Bahan baku jadi langka. Sekarang juga ditambah minyak goreng mahal. Paling hanya dapat kiriman 25 kilogram lapuan (bahan baku kulit sapi yang sudah diproses) ” ujar Marjoko, pemilik rumah produksi kerupuk kulit ‘Manunggal’, Desa Sringin Jumantono, Karanganyar, Jateng kepada Gatra.com di sela aktivitasnya, Selasa (12/7).

Sebanyak 22 pemilik usaha produksi kerupuk kulit sapi di Desa Sringin mengalami kendala kelangkaan bahan baku. Kulit sapi didatangkan dari pengepul asal Mojosongo Solo. Dari pengepul, sekilo kulit sapi dari semula Rp11 ribu naik menjadi Rp33 ribu. Kelangkaan bahan baku membuat para produsen harus memutar otak supaya tetap berniaga dan menghidupi para pekerja. Akhirnya, mereka mengurangi ukuran kerupuk kulit sapi.

“Kemasan eceran Rp500 per bungkus, dulu isinya 4-5 potong. Itupun ukuran standar. Sekarang jadi tiga potong dengan ukuran lebih kecil. Enggak bisa menaikkan harga. Pembeli bisa protes,” katanya.

Lantaran bahan baku berkurang, sehingga jumlah pekerja disesuaikan kapasitas produksi alias rasionalisasi tenaga kerja.

“Dulu sepekan bisa full produksi. Sekarang dua sampai tiga hari dalam sepekan. Pegawainya juga tidak sebanyak dulu,” katanya.

Bobot kemasan disesuaikan pesanan. Selain menjual eceran Rp500 per bungkus, ia mengemas ukuran sekilo, setengah kilo dan seperempat kilogram.

“Paling tinggi harganya sekilo. Rp110 ribu. Ini udah naik harganya setelah lebaran Idul Fitri,” kata warga Dusun Tukuluh Rt 01/Rw VII ini.

Ia memilih memasarkannya di Klaten dan Yogyakarta. Alasannya, pemasaran di Karanganyar sudah lebih dulu dipegang produsen lain.

Diceritakannya, produksi kerupuk sapi melalui proses kompleks. Untuk menghasilkan kualitas bagus, dibutuhkan kulit sapi jenis metal dan limosin. Setelah kulit siap, kemudian direbus air panas untuk memudahkan pembersihan. Lalu dipanaskan lagi sampai matang. Usai dikeringkan, kemudian dipotong ke ukuran dadu. Kemudian diungkep atau dimasak sampai enam kali tahapan.

“Proses dari kulit lapuan sampai kerupuk siap konsumsi butuh waktu tiga hari. Pengeringan penting. Kalau mendung, dikeringkan di oven,” katanya.

Ia berharap pemerintah membantu kesulitan para pelaku usaha seperti dirinya. Misalnya, mengurai problem yang membuat bahan baku langka serta minyak goreng yang mahal.

3041