Home Internasional Serangan Rudal Rusia Menewaskan 17 Orang di Ukraina Tengah

Serangan Rudal Rusia Menewaskan 17 Orang di Ukraina Tengah

Kiev, Gatra.com - Serangan rudal Rusia menghantam jantung kota Vinnytsia di Ukraina tengah pada Kamis, (14/7).

Reuters, Kamis (14/7) melaporkan, kantor kejaksaan Ukraina menyebut serangan tersebut menewaskan 17 orang termasuk dua anak dan melukai puluhan lainnya.

Bangunan tempat tinggal dan gedung administrasi, kantor telah mengalami kerusakan dan kehancuran yang signifikan dalam serangan yang menurut militer Ukraina dilakukan dengan rudal Kalibr, yang ditembakkan dari kapal selam di Laut Hitam.

Pasca serangan itu, sekitar 90 orang menjalani perawatan medis dan sekitar 50 dari mereka berada dalam kondisi serius. 

“Serangan itu juga menghancurkan sebuah tempat medis, yang melibatkan tiga rudal,” kata polisi.

Rekaman video menunjukkan asap hitam tebal mengepul keluar dari gedung tinggi dan sirene meraung saat pekerja darurat bergegas ke tempat kejadian.

Foto-foto yang diposting secara online oleh Layanan Darurat Negara menunjukkan asap membubung dari sisa-sisa mobil yang terbakar dan puing-puing yang berserakan. 

“Apa ini, jika bukan aksi terorisme terbuka?” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di aplikasi perpesanan Telegram.

Kementerian pertahanan Rusia tidak segera mengomentari laporan dari Vinnytsia. Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari, membantah sengaja menargetkan warga sipil.

Vinnytsia terletak sekitar 200 kilometer (125 mil) barat daya ibukota Ukraina Kiev, dan jauh dari garis depan utama di timur dan selatan Ukraina.

“Serangan rudal menghantam tempat parkir mobil dari blok kantor sembilan lantai "Yuvelirniy" sekitar pukul 10.50 (07.50 GMT),” kata Layanan Darurat Negara.

"Sayangnya, mungkin tidak ada peluang untuk menemukan siapa pun yang selamat (di bawah reruntuhan)," kata seorang pejabat senior layanan darurat regional kepada televisi Ukraina.

Dalam sebuah komentar di Twitter, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menuduh Rusia melakukan kejahatan perang lainnya.

"Kami akan mengadili penjahat perang Rusia untuk setiap tetes darah dan air mata Ukraina," tulisnya.

Rusia membantah pasukannya telah melakukan kejahatan perang di Ukraina. 

Kremlin mengatakan pihaknya terlibat dalam "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membasmi apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya. Kiev dan sekutu Baratnya menolak itu dan menyebut sebagai dalih palsu untuk agresi perang yang tidak beralasan.

100