Home Milenial MITRA 5.0 Kembangkan Talenta Digital, Kolaborasi Monash University-Traveloka

MITRA 5.0 Kembangkan Talenta Digital, Kolaborasi Monash University-Traveloka

Jakarta, Gatra.com - Monash University Indonesia berkolaborasi dengan Traveloka, melalui Traveloka Academy, secara resmi menuntaskan fase pertama program pengembangan kapasitas digital MITRA 5.0 pada Jumat lalu (8/7). Program MITRA 5.0 diselenggarakan selama empat pekan yang dimulai dari 17 Juni 2022 dan diikuti lebih dari 60 akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, seperti: Universitas Indonesia, IPB University, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Universitas Bina Nusantara, dan lainnya.

Selama program, para akademisi mempelajari proses pengembangan produk dari perspektif ilmu data, teknik, desain produk digital, dan manajemen produk. Program MITRA 5.0 dikembangkan berdasarkan kebutuhan talenta digital di Indonesia, di mana di level nasional, tercatat setidaknya 50% dari tenaga kerja baru memiliki keterampilan digital tingkat dasar dan menengah. Sedangkan, tenaga kerja dengan keterampilan digital tingkat lanjutan merepresentasikan kurang dari 1% dari angkatan kerja kita.

“Misi atau tujuan Monash University Indonesia adalah mendorong berbagai inisiatif berkelanjutan untuk kesuksesan Indonesia. Melalui program Mitra 5.0, kami dengan Traveloka, memiliki misi untuk meningkatkan kapasitas akademisi yang berada di seluruh Indonesia,” ujar President Monash University Indonesia, Professor Andrew MacIntyre.

Dalam kesempatan itu, Andrew menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. “Saya berharap program ini dapat menginspirasi dan membekali para akademisi dalam menghasilkan talenta digital yang unggul dan berkompetensi untuk memenuhi kebutuhan industri terutama industri teknologi untuk kemajuan Indonesia,” katanya.

MITRA 5.0 adalah program untuk pengembangan sumber daya manusia dan inovasi di bidang teknologi yang bertujuan untuk membekali akademisi di Indonesia dengan studi kasus dari industri teknologi. Program ini memiliki misi membantu mencapai target sembilan juta talenta digital pada 2030 serta memberikan pengetahuan kelas dunia pada akademisi agar dunia pendidikan tetap relevan terhadap perkembangan teknologi.

“Program ini menjadi sangat bermanfaat bagi akademisi Indonesia khususnya yang ingin berperan aktif dan berkontribusi menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri teknologi dengan lulusan dari pendidikan tinggi,” ucap Andrew.

Potensi valuasi ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai 4.531 triliun rupiah atau setara dengan 315,5 miliar dolar AS pada 2030. Melihat pertumbuhan industri teknologi di Indonesia dalam satu dekade terakhir, inovasi dalam pengembangan produk digital telah meningkat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital, sehingga menempatkan Indonesia pada peta pasar teknologi global.

Peluang tersebut harus didukung oleh talenta digital yang unggul, dan Indonesia sedang membutuhkan lebih banyak talenta digital, terutama untuk memenuhi misi pemerintah Indonesia dalam mencapai 9 juta talenta digital pada 2030.

Chief People Officer Traveloka, Ellen Tuwaidan mengapresiasi bentuk kolaborasi Traveloka dengan Monash University Indonesia melalui fase pertama, MITRA 5.0. “Melalui MITRA 5.0, Monash University, Indonesia dan Traveloka Academy bekerja bahu-membahu untuk mendukung pemerintah Indonesia dengan bersama-sama mengembangkan program peningkatan kapasitas untuk membekali para akademisi dalam menghasilkan talenta digital yang unggul dan berkompetensi sesuai kebutuhan industri teknologi,” ucap Ellen.

Lebih lanjut, ia menyampaikan ucapan selamat dan harapan terhadap MITRA 5.0, “Saya ucapkan selamat kepada para partisipan, semoga semua ilmu dan best practice yang dipelajari dapat disampaikan kepada civitas akademikanya,” Ellen menambahkan.

Beberapa peserta MITRA 5.0 turut membagikan testimoni pasca berakhirnya program kolaborasi tersebut. Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Tata Kota, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Ova Chandra Dewi memuji pelaksanaan program MITRA 5.0.

“Selain peserta yang sangat beragam, program ini juga dilaksanakan secara dalam dan luar jaringan, sehingga membantu teman-teman peserta yang berada di luar Jawa. Selain itu, program ini sangat bersifat interdisipliner, sehingga membantu saya untuk saling belajar dari program ini, maupun dari para peserta asal universitas lain,” kata Ova.

Peserta lainnya, Muhammad Junaid berharap, ada kolaborasi lanjutan dari Monash University Indonesia, Traveloka, dan Universitas Hasanuddin agar dapat memenuhi target talenta digital Indonesia pada 2030. “Saya juga berharap agar komunitas peserta MITRA 5.0 dapat berkembang lagi ke depannya, sehingga dapat memberikan ilmu untuk para mahasiswa,” tutup Dosen Universitas Hasanuddin Makassar itu.

Selama empat minggu, para partisipan yang terdiri dari tenaga pengajar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam bidang Teknik/Ilmu Komputer/Teknologi Informasi (termasuk Data Science); Bisnis dan Ekonomi/Ilmu Sosial dan Desain telah memeroleh beberapa program yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara industri teknologi dan dunia pendidikan dengan jalan:

1. Mendapatkan gambaran bagaimana perusahaan teknologi di Indonesia seperti Traveloka bekerja dalam mengembangkan platform digital.

2. Dihadapkan pada pendekatan kerja kolaboratif di antara peran multi-disiplin dalam mengatasi berbagai ruang masalah.

3. Mempraktikkan pendekatan pemikiran dan desain yang tangkas dan fleksibel sepanjang proses pengembangan produk digital.

4. Mengadvokasi dalam pembentukan kurikulum, silabus, dan literasi universitas yang menjembatani persiapan akademik dengan kebutuhan industri teknologi.

5. Membina komunitas praktisi untuk saling mengadvokasi dan mendukung satu sama lain dalam berkontribusi pada misi mempersiapkan 9 juta talenta digital.

202