Home Regional Duh... Petani Mulai Kepikiran Bakar Kebun Sawit

Duh... Petani Mulai Kepikiran Bakar Kebun Sawit

Pekanbaru, Gatra.com - Seorang petani sawit skala kecil, Wir, berharap pemerintah jangan terburu-buru melakukan pemadaman kebakaran lahan untuk tahun ini.  Menurutnya membakar lahan kebun sawit bisa jadi pilihan terbaik untuk dilakukan, lantaran banyaknya persoalan disektor ini. 
 
"Harga TBS turun, pupuk naik. Kalau pun nanti TBS naik, harga pupuk tidak turun. Bagi petani kecil itu sangat memberatkan," keluhnya kepada Gatra.com, Selasa (19/7). 
 
Wir yang menyebut memiliki lahan kebun seluas 2 hektare di Kabupaten Kampar, menilai opsi bakar lahan bisa menjadi pilihan terbaik jika masalah sawit tidak terurai. Dikatakanya lahan kebun seluas dua hektare tidak ekonomis untuk ditanami kelapa sawit, terlebih dengan kondisi saat ini. 
 
"Ketika harga pupuk ditakaran normal, untungnya pun tak banyak. Apalagi dengan kondisi saat ini. Mungkin nantinya bakal ditanam sayur  atau padi," sebutnya. 
 
Asal tahu saja, harga pupuk untuk jenis NPK saat ini sudah menyentuh level Rp700 ribu per karung (50 kilogram). Bagi petani sawit, NPK hanya satu dari beberapa pupuk, yang dianjurkan untuk digunakan agar hasil kebun dapat optimal. 
 
Adapun harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Riau umur 10-20 tahun,pada periode 13-19 Juli 2022 mencapai Rp1.509 per kilogram. Angka itu turun hampir setengah bila dibandingkan dengan harga TBS pada Januari 2022. Ketika itu TBS Riau menyentuh level Rp3.500 per kilogram. 
 
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sejatinya merupakan salah satu momok bagi usaha sawit. Kebakaran lahan telah membuat sektor usaha ini, dianggap sebagai tanaman tak ramah dengan hutan. 
 
Bagi petani kecil, membakar lahan menjadi pilihan masuk akal untuk mensiasati sewa alat berat yang diperlukan dalam membuka lahan, maupun menumbangkan pohon sawit yang tak produktif. 
 
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 33 hotspot (titik panas) di Provinsi Riau, Senin (18/7/2022).
 
Pemprov Riau sendiri telah menyiagakan sejumlah helikopter untuk keperluan pemadaman api. Helikopter tersebut dikerahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan water boombing. 
 
Adapun Gubernur Riau Syamsuar telah meminta Dinas Pekerjaan Umum  untuk menyiagakan alat berat, sebagai upaya meredam pembukaan lahan dengan cara dibakar. 
 
"Masyarakat tidak perlu membakar lahan. Pemprov Riau menyediakan alat berat yang bisa digunakan oleh masyarakat," paparnya. 
 
Sementara itu terkait persoalan yang mendera sektor sawit, Syamsuar mengatakan pihaknya aktif membicarakan hal tersebut dengan pemerintah pusat. 
260