Jakarta, Gatra.com - Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengungkap penyebab dari kenaikan harga pangan yang terjadi sekarang. Untuk pangan impor, kenaikan harganya didorong oleh kenaikan harga pangan di tingkat global, akibat terganggunya ketersediaan dan pasokan pangan karena perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

“Kedua negara merupakan eksportir pangan seperti gandum. Perang yang terjadi di antara keduanya menyebabkan guncangan pasokan komoditas dan kenaikan harga,” Kata Said, pada Rabu (20/07).

Untuk pangan yang dihasilkan di Indonesia, kenaikan harganya lebih banyak disebabkan fluktuasi produksi akibat gangguan musim/perubahan iklim. Menurutnya, musim sekarang adalah kemarau basah yang menjadi penyebab banyaknya hujan di musim kemarau. Hujan tersebut menimbulkan banyaknya hama dan penyakit tanaman.

Said juga menyebut bahwa kenaikan harga pangan membuat akses masyarakat terhadap pangan menjadi terbatas. Akses terhadap pangan yang terbatas membuat pemenuhan hak atas pangan dan gizi masyarakat menjadi terganggu.

Harga pangan yang naik juga membuat petani tidak bisa memenuhi kebutuhan pangannya karena juga mendapatkan pangan untuk konsumsi mereka sendiri dengan cara membeli.

“Petani juga mengalami situasi sulit mengakses pangan. Apalagi petani tingkat pendapatannya fluktuatif,” tutur Said.

Pangan merupakan salah satu komoditas yang menyumbang inflasi karena harganya seringkali menggerakkan fungsi pendapatan dan pengeluaran. Said mengatakan kalau inflasi cenderung meningkat ketika harga-harga pangan meningkat.