Home Internasional Rudal Rusia Hantam Infrastruktur di Pelabuhan Odesa Ukraina

Rudal Rusia Hantam Infrastruktur di Pelabuhan Odesa Ukraina

Kiev, Gatra.com - Militer Ukraina menyebut Rudal Rusia menghantam infrastruktur di Odesa di Ukraina selatan pada hari Sabtu (23/7). 

Serangan itu pertanda buruk terhadap kesepakatan yang ditandatangani pada hari Jumat, untuk membuka ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam.

Kesepakatan penting yang ditandatangani oleh Moskow dan Kyiv pada hari Jumat, akan memungkinkan ekspor komoditas tertentu dikirim dari pelabuhan Laut Hitam, termasuk pusat Odesa.

“Musuh menyerang pelabuhan perdagangan laut Odesa dengan rudal jelajah Kalibr,” tulis Komando Operasi Selatan di aplikasi Telegram, dikutip Reuters, Sabtu (23/7). 

“Dua rudal menghantam infrastruktur di pelabuhan, sementara dua lainnya ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara,” tambahnya.

Pelabuhan Ukraina telah diblokade oleh armada Laut Hitam Rusia sejak invasi Moskow pada 24 Februari, mengakibatkan puluhan juta ton biji-bijian terjebak tidak bisa keluar dan membuat banyak kapal menganggur.

Kejadian ini telah memperburuk kemacetan rantai pasokan global sekaligus sanksi Barat terhadap Rusia, memicu inflasi dengan harga makanan dan energi.

Kesepakatan ekspor pada hari Jumat dilakukan sebagai usaha mencegah kekurangan makanan, kelaparan bagi puluhan juta orang di negara-negara miskin dengan menyuntikkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari, pupuk dan produk lainnya ke pasar dunia, termasuk kebutuhan kemanusiaan, sebagian juga dijual dengan harga lebih rendah.

Kesepakatan yang ditandatangani pada hari Jumat, pejabat Ukraina akan memandu kapal melalui saluran aman melintasi perairan yang ditambang ke tiga pelabuhan, termasuk Odesa, yang mengangkut biji-bijian.

Moskow telah membantah bertanggung jawab atas krisis tersebut, dan menyalahkan sanksi barat karena memperlambat ekspor makanan dan pupuknya sendiri. 

Pejabat senior PBB, yang memberi pengarahan kepada wartawan pada hari Jumat, mengatakan kesepakatan itu diharapkan akan beroperasi penuh dalam beberapa minggu dan akan pulih pengiriman biji-bijian dari tiga pelabuhan yang dibuka kembali --sebelum perang sebesar 5 juta ton per bulan.

202