Home Politik Survei SPP: Elektabilitas Prabowo Ungguli 9 Capres lainnya

Survei SPP: Elektabilitas Prabowo Ungguli 9 Capres lainnya

Jakarta, Gatra.com- Survei Suara Politik Publik (SPP) menyebutkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden  dalam Pilpres 2024 paling tertinggi. Dalam survei ini, SPP setidaknya menyodorkan 10 tokoh yang kini menjadi figur Parpol atau figur yang sekadar memiliki kedekatan dengan parpol kepada publik.

Yakni Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, dan Erick Tohir.

Dari kesepuluh nama itu, SPP mendapati bahwa jika Pilpres diadakan saat ini, Prabowo Subianto (28,7%) dipastikan unggul dari capres-capres lainnya. Menyusul kemudian Ganjar Pranowo (20,5%), Anies Baswedan (13,9%), dan Ridwan Kamil (5,75%).

Lalu AHY (3,45%), Sandiaga Uno (3,3%), dan Puan Maharani (2,44%). Juga Erick Thohir (1,47%), Muhaimin Iskandar (1,2%), dan Airlangga Hartarto (0.47%). Sementara itu yang tidak tahu/tidak jawab/rahasia/belum menentukan (18,82%).

Adapun survei Suara Politik Publik (SPP) dilakukan untuk mencari tahu siapa figur politik paling potensial yang kini menjadi pilihan publik (elektabilitas) dalam Pilpres 2024 mendatang. Data ini diharapkan dapat dijadikan sandaran oleh Parpol untuk menentukan siapa Capres-nya.

Direktur Eksekutif Suara Politik Publik (SPP), Asrudin Azwar mengatakan bahwa dengan merujuk angka-angka itu, SPP menyimpulkan bahwa Prabowo berpeluang besar menjadi Capres potensial yang mungkin akan diperebutkan oleh sejumlah Parpol. "Selain karena sudah mengantongi angka mayoritas dari sisi elektabilitas, Prabowo juga sudah pasti dicalonkan oleh partainya sendiri, Gerindra," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/7).

Sementara itu, capres-capres lain pilihan publik yang elektabilitas-nya masih di bawah Prabowo belum juga memiliki kepastian dukungan resmi dari Parpol manapun. Ganjar, misalnya, sebagai pesaing terberat Prabowo hingga kini belum juga resmi mengantongi dukungan Parpol, bahkan dari partainya sendiri PDIP. 

Direktur Eksekutif Suara Politik Publik (SPP), Asrudin Azwar. (GATRA/Dok SPP)

Asrudin menyebut bahwa kini Ganjar dalam posisi yang sangat dilematis. "Satu sisi, PDIP terlihat enggan untuk mencalonkan dirinya, sisi lain ia tidak mungkin menerima pinangan dari partai lain, NasDem misalnya, kecuali memutuskan untuk menjadi kutu loncat," ungkapnya.

Demikian juga dengan Anies. Meski Anies dimasukkan dalam daftar capres potensial pilihan Nasdem, namun hingga kini namanya belum resmi diumumkan. Situasi ini diperburuk dengan posisi politik Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta yang akan berakhir pada Oktober tahun  2022. "Ini jelas adalah posisi kritis politik," ujarnya.

Menurutnya, Anies akan kerepotan melakukan self branding untuk bisa menarik dukungan parpol-parpol. Sebab walau bagaimana pun posisi politik dengan jabatan tertentu menjadi sangat penting untuk bisa terus menjaga memori kolektif publik.

Puan yang kini di gadang-gadang oleh PDIP hanya memiliki elektabilitas sangat minim. Ia dipastikan kesulitan untuk bisa mengimbangi Prabowo pada 2024 mendatang. Setali tiga uang, Airlangga yang menjadi Ketua Umum Golkar juga tidak mungkin bersaing dengan Prabowo dengan kekuatan elektabilitas yang dimilikinya sekarang.

"Sementara itu, calon-calon lain sudah pasti terdegradasi dalam persaingan memperbutkan tiket Capres. Paling mungkin adalah mengincar posisi RI-2," jelas Asrudin.

Resistensi dari para pesaing politik ini menurutnya akan menjadi modalitas politik yang sangat berharga bagi Prabowo. "Dalam konteks itu, Prabowo, dalam hemat saya, akan menjadi capres paling potensial pilihan parpol-parpol," papar Asrudin.

Sebagai informasi, survei SPP dilaksanakan pada 7 hingga 16 Juli  2022 di seluruh provinsi di Indonesia. Riset ini dilakukan dengan menggunakan metode pencuplikan responden secara rambang berjenjang (multi-stage random sampling).

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden. Total sampel sebanyak 1200 responden dengan margin of error sebesar 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen.

109