Home Pendidikan Dana Abadi, Upaya Pemerintah Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia

Dana Abadi, Upaya Pemerintah Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah meluncurkan Dana Abadi Perguruan Tinggi. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Direktur Kelembagaan, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Lukman mengatakan bahwa sebagai tahap awal dana abadi ini diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Penyalurannya dilakukan secara bertahap untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian hingga menjadi perguruan tinggi kelas dunia.

"Kami harap semua pendanaan ini bisa terfokus untuk kegiatan fasilitasi agar perguruan tinggi bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia," kata Lukman dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Sabtu (30/7).

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki 4.500 perguruan tinggi, namun hanya 20 yang masuk dalam pemeringkatan dunia setiap tahunnya. Bahkan, dari 20 perguruan tinggi itu, hanya lima yang mampu berada di jajaran 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

Menurutnya, pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia dalam setahun hanya Rp28 juta atau sekitar US$2.000. Sedangkan India, sekitar US$3.000.

"Kita hanya lebih tinggi dari Filipina yaitu US$1.000. Masih jauh dari Malaysia yang kurang lebih US$7.000 dan Jepang yaitu US$8.000," ujarnya.

Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso juga menyebut bahwa PTN-BH secara regulasi mampu mengelola aset finansial secara independen.

"Jadi kami berikan dana abadi ini kepada satuan kerja (satker) yang sudah independen, bisa mengelola dan punya kebijakan sendiri," ucap Wisnu.

Ia menambahkan, kebijakan pengelolaan dana abadi diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing dengan catatan ada 21 aktivitas yang bisa didanai. Beberapa di antaranya yakni bantuan biaya PostDoctoral (pascadoktoral), program riset kerja sama dengan World Class University (WCU), bantuan program pertukaran pelajar, kerja sama pendanaan publikasi, summer course (kursus musim panas), serta membangun international honorary board.

"Tentu dari LPDP, yang menjadi perhatian adalah tata kelolanya, karena dana abadi ini berasal dari masyarakat, harusnya digunakan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya penggunaannya, sehingga tidak ada yang salah sasaran dan salah tujuan jadinya, dana abadi tidak bermanfaat," tegas Wisnu.

Ia berpesan kepada 16 PTN-BH untuk bersama-sama menjaga tata kelola dana abadi ini. Bukan hanya penggunaannya, tapi juga bagaimana mengelola dana abadi tersebut.

"LPDP akan dengan senang hati menghubungi PTN-BH satu per satu tentang tips dan triknya mengelola dana abadi," imbuhnya.

Diketahui, PTN yang sudah masuk dalam kategori PTN-BH yaitu UI, ITB, IPB, Universitas Diponegoro (Undip), UGM, Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Unair. Selanjutnya Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (USU), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Andalas (Unand), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), serta Universitas Negeri Padang (UNP).

106