Home Internasional Ulama Syiah Irak Minta Dukungan Pengambilalihan Parlemen

Ulama Syiah Irak Minta Dukungan Pengambilalihan Parlemen

Baghdad, Gatra.com - Ulama Syiah Irak, Muqtada Al-Sadr meminta para pendukungnya, termasuk para pemimpin suku dan pasukan paramiliter, untuk bergabung dengan ribuan orang lainnya yang sekarang menduduki parlemen negara itu, guna mencegah pembentukan pemerintahan baru.

“Ini adalah kesempatan besar sebagai perubahan radikal pada sistem politik,” dia mentweet pada hari Minggu, sehari setelah ribuan pendukung menyerbu kursi kekuasaan negara, melukai lebih dari 100 orang. 

“Jangan lewatkan kesempatanmu,” katanya, dikutip Bloomberg, Minggu (31/7).

Gejolak akhir pekan lalu, meningkatkan kebuntuan politik di Irak, yang telah memperhadapkan Sadr dengan kelompok-kelompok Syiah lainnya dalam perebutan kekuasaan. Kejadi ini menjadi ujian baru bagi negara yang sangat rapuh, setelah mengalami pendudukan Amerika selama bertahun-tahun, selain serangan pasukan Sunni ekstremis, dan kekerasan sektarian lainnya.

Kelompok pendukung melanggar parlemen awal pekan lalu. Melakukan mobilisasi yang jauh lebih besar pada hari Sabtu, terjadi ketika parlemen akan mencalonkan seorang perdana menteri baru - sekarang ditahan tanpa batas waktu karena para pendukung Sadr, menetap di daerah yang dikenal sebagai Zona Hijau di masa mendatang.

Kelompoknya menuntut pembubaran parlemen, pemilihan umum baru dan perubahan konstitusi.

Sadr, yang mengorganisir milisi melawan pasukan Amerika pada hari-hari awal perang Irak hampir 20 tahun yang lalu, memenangkan pemilihan nasional pada Oktober 2021. Namun usahanya untuk membentuk pemerintahan dengan sekutu Sunni dan Kurdi, digagalkan oleh kelompok-kelompok saingan Syiah.

Kemudian dia menarik 73 wakilnya dari parlemen, dan menuduh saingannya korup dan terikat dengan tokoh Iran.

Zona Hijau, --bekas markas besar pasukan dan administrator AS--  sekarang menjadi tempat parlemen Irak, kantor pemerintah, dan misi diplomatik.

360