Home Kesehatan Siloam Hospitals Adakan Edukasi Putar Film Bedah Otak

Siloam Hospitals Adakan Edukasi Putar Film Bedah Otak

Kupang, Gatra.com- Tim bedah saraf (TBS) Siloam Hospitals secara rutin dan berkelanjutan mengadakan pemutaran film 3D dan seminar edukasi kesehatan otak di berbagai penjuru Nusantara. Edukasi melalui pemutaran film tiga dimensi di bioskop Cinepolis Lippo Mall Kupang pada pada Minggu (31/7) kemarin merupakan kali kedua yang dilakukan tim bedah saraf Siloam Hospitals.

Ratusan peserta yang terdiri dari dokter umum, mahasiswa kedokteran dan masyarakat umum hadir untuk menonton Pemutaran Film 3D dan Edukasi Kesehatan Otak bersama nara sumber ahli bedah saraf, yang juga Pimpinan Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals, Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, SP. BS. Ph. D.

Hadir dalam Seminar yang diadakan oleh Rumah Sakit Siloam Kupang dengan Tema “Kehebatan Otak Manusia dan Penyakit Yang Mengancam (The Amazing Human Brain And The Potential Catasthrope)” ini adalah Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, DPRD Provinsi NTT, Ketua Ikatan Dokter Indoneaia (IDI) Cabang Kupang.

Prof Eka yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan ini mengimbau agar pemutaran film tersebut dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kualitas masyarakat di kota Kupang. Ia juga mengusulkan, jika masyarakat yang terkena penyakit kanker otak dan tumor, dokter dari Jakarta yang didatangkan ke NTT, bukan pasien yang ke Jakarta.

"Sehingga menghemat biaya dan ada transfer pengetahuan kepada para dokter dan perawat di NTT," ungkap Prof Eka dalam keterangan tertulisnya,
Selasa (2/8). Bahkan Siloam Hospitals Kupang merencanakan keberadaan alat Citra Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang akan dihadirkan di sana menjelang akhir tahun 2022 nanti.

Prof Eka mengatakan, MRI yang ada di propinsi NTT seharusnya bisa dioptimalkan dalam waktu lima tahun ini. "Karena alat ini sudah ada dan dokter spesialisasi khusus bagian otak juga telah ada," ungkapnya lagi.

Terutama karena tren penyakit stroke ini makin meningkat, sementara Covid-19 semakin menurun. Sehingga para dokter spesialis di NTT harus rajin sosialisasi ke masyarakat untuk mengoptimalkan citra MRI yang ada sekaligus menjadi tindakan preventif bagi masyarakat agar tidak terkena kanker otak dan stroke.

"Masyarakat juga jangan takut check up kesehatan, karena tumor otak ukuran kecil akan jauh lebih mudah diangkat dibanding sudah membesar. Jadi jangan biarkan diri stroke tetapi rajin periksa kesehatan dan jaga pola makan," ujar Prof Eka.

Ia mengatakan, NTT sudah memiliki dua unit alat kateterisasi untuk tindakan Digital Subtraction Angiography (DSA) yakni alat atau teknik yang dipakai untuk menggambar pembuluh darah dengan menyemprotkan zat kontras (Iodine) agar bisa dideteksi alat X-ray melalui film. Tetapi alat tersebut belum digunakan, padahal sudah banyak dokter spesialis di NTT.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu mengapresiasi atas peran Siloam Hospitals yang secara kontinyu mengedukasi warga di kota Kupang agar senantias menjaga kesehatannya melalui ragam materi dan layanan. "Salah satunya Edukasi dengan pemutaran film tiga dimensi ini yang materi dan gambarnya sangat jelas sekali, agar kita semua senantiasa menjaga kesehatan otak," ungkapnya.

Viktor juga mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dan para dokter diminta mengoptimalkan alat Citra MRI yang berperan guna pencegahan, mendeteksi dan menolong masyarakat agar tidak terserang tumor otak, pendarahan otak dan mencegah stroke.

"Karena ketika bicara tentang dunia medis orang akan lebih memilih pergi ke Singapura, Malaysia dan lainnya. Tetapi Prof Eka telah menunjukan kepada dunia internasional bahwa Indonesia lebih dari mampu untuk bedah tumor otak, kanker dan penyakit otak lainnya," tuturnya.

Viktor meminta film hasil operasi berbagai macam penyakit otak yang dilakukan Prof Eka dan tim agar bisa diputar saat kunjungan ke desa-desa serta gereja agar masyarakat NTT dan para dokter di NTT paham tentang kanker dan tumor otak.

287