Home Lingkungan Saatnya Lakukan Transisi Energi Bersih

Saatnya Lakukan Transisi Energi Bersih

Jakarta, Gatra.com - Menjaga lingkungan untuk menyelamatkan generasi penerus merupakan kewajiban. Jangan sampai, di masa mendatang, kondisi alam sudah tidak bersahabat dengan manusia. Beranjak dari kepedulian ini, Gatra Media Grup didukung Foster Oil & Energy PTE LTD menggelar webinar bertemakan “Mereguk Peluang Bisnis Transisi Energi Bersih” pada Rabu (3/8) lalu.

Sesi Gatra Bicara ini menghadirkan beberapa pembicara di antaranya Power & NRE Business Development and Portfolio Manager PT Pertamina (Persero) Fuadi Nasution, Vice President Energy Development PT Bukit Asam Tbk Julismi, dan Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai gencar melakukan transformasi bisnis ke arah energi baru terbarukan (EBT). Penggunaan bahan bakar yang tidak dapat didaur ulang dan merusak lingkungan setahap demi setahap mulai dikurangi. Namun, apakah pergerakan ini dapat terealisasi dengan cepat dan apa saja kendalanya.

Menjadi tantangan tersendiri untuk mencegah pemanasan global dan perubahan iklim. Tidak hanya di negara maju, tetapi juga negara berkembang terutama perusahaan industri dan kalangan industri berlomba-lomba menyukseskan transisi energi. Hal ini juga dirasakan oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk.

Peluang Bisnis

Power & NRE Business Development and Portfolio Manager PT Pertamina (Persero) Fuadi Nasution mengatakan, end to end business chain Pertamina telah mengarah pada transisi energi. Salah satunya sudah sejak lama mengeksplorasi hidrokarbon dan melakukan refinery proses kimia dan fisika untuk menghasilkan produk BBM. Pertamina pun menyesuaikan Kebijakan Energi Nasional (KEN) dengan menargetkan bauran EBT sebesar 31% pada 2050.

“Kami membuat klasterisasi energi. Dari sisi perbaruan energi, contohnya melalui geothermal. Mengembangkan blue hydrogen untuk kendaraan, diprediksi meningkat pada 2025-2030. Didukung pengembangan baterai EV bersinergi dengan IBC,” tutur Fuadi.

Beberapa anak bisnis Pertamina yang melakukan renewable energy business di antaranya Pertamina Hulu Energi, Pertamina Kilang Pertamina Internasional, Pertamina Gas Negara, Pertamina Gas Negara, Pertamina Patra Niaga, Pertamina International Shipping, dan Pertamina Power Indonesia.

Tidak hanya itu, PT Bukit Asam Tbk sebagai perusahaan yang bergerak pada penambangan batubara juga telah melakukan transisi menjadi perusahaan energi sejak 5 tahun lalu. Vice President Energy Development PT Bukit Asam Tbk Julismi menuturkan, hal tersebut dilakukan karena cadangan batubara mulai menipis.

“Tidak menutup mata, ada keinginan untuk meningkatkan energi bersih, terutama pada sektor renewable energy. Kita sudah melakukan pembangunan PLTS di berbagai tempat. Lima tahun ke depan sudah ada peluang bisnis adanya revenue energi baru,” ujar Julismi.

Beberapa langkahnya yaitu melakukan transparansi emisi karbon, dengan rutin melakukan update. Dengan ini, maka dapat dilakukan antisipasi bagi proyek selanjutnya. Selain itu, turut membantu petani melakukan proses irigasi di Sumatera dan Lampung melalui solar panels power plant. Kemudian, juga berkontribusi membangun proyek EBT di Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan data ReforMiner Institute, porsi listrik berbasis EBT meningkat akibat berkurangnya produksi listrik dari gas sebesar 13.368 GWh. Hal ini mampu mengakomodasi kebijakan transisi energi di sektor kelistikan Indonesia.

“Kebijakan pengelolaan energi bersih sesuai komitmen kita untuk mencapai net zero emission di tahun 2060. Tantangannya pada pembuat kebijakan yang perlu bijaksana,” ucap Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.

Selain mengembangkan EBT, juga perlu memperhatikan sisi ekonomi. Komaidi mengingatkan, agar tidak sampai terjadi krisis. Pasalnya, bahan baku sebagian besar masih import.