Jakarta, Gatra.com - Sosok Bunyamin Wari menjadi perbincangan hangat dalam dunia fotografi di Indonesia. Salah satu fotografer landscape Indonesia ini kembali mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasional. Bunyamin Wari menjadi satu-satunya wakil Indonesia di ajang Memorial Maria Luisa 2021.
Memorial Maria Luisa sendiri adalah sebuah bentuk penghargaan di dunia fotografi. Penghargaan Memorial Maria Luisa 2021 diadakan di kota Asturias, Spanyol. Selain diundang ke Spanyol untuk menerima penghargaan, foto Beny sapaan akrab Bunyamin berjudul Blue Crater Mountain juga dipamerkan di Spanyol. Bukan kali ini saja pria yang juga dikenal dengan nama Benjamin Wari ini mendapatkan penghargaan.
Pada tahun 2021 lalu, Beny juga berhasil menyabet gelar Juara Nature and Landscape dari International Photography Awards (IPA). Beny menjadi photografer landscape Indonesia pertama yang membawakan spot foto Indonesia dan mendapatkan gelar dari IPA (International Photography Awards).
IPA merupakan sebuah kompetisi fotografi taraf internasional yang mempertemukan berbagai fotografer berbagai negara.
Pada sebuah kesempatan pria berusia 47 tahun tersebut menceritakan awal mula bisa terjun menjadi fotografer landscape Indonesia. Beny mengaku ketertarikan menjadi landscaper muncul saat dirinya sering pergi ke beberapa negara. Beny merasa keindahan alam di berbagai belahan dunia ini sayang sekali jika tidak diabadikan.
"Saya sering bepergian keliling ke beberapa negara, lama-lama saya berfikir sayang sekali jika keindahan alam seperti ini tidak diabadikan. Akhirnya saya mulai berteman dengan beberapa fotografer landscape dan mulai mengabadikan dalam bentuk karya Art Landscape Photography,” kenang pria yang aktif lewat akun Instagram @benysukasuka18 itu.
Bersama beberapa teman fotografer landscape Indonesia, pemilik nama lengkap Bunyamin Muhamad Wari ini mulai melakukan perjalanan. Tujuan perjalanannya pun dikhususkan untuk mendatangi tempat-tempat yang menyajikan keindahan alam.
Bahkan tak jarang Beny rela kembali ke tempat yang sama untuk mendapatkan foto sesuai keinginannya. "Waktu di Italia saya akan mengambil milkyway. Sayangnya walau saya sudah mencoba untuk menunggu moment night photography, kabut di malam hari selalu tebal. Mungkin itu salah satu yang membuat saya untuk kembali kesana, lain waktu," kata pria kelahiran 18 Agustus 1974 itu.
Tak hanya di banyak negara, Beny telah mengelilingi Pulau Jawa, Bali, Lombok hingga Lampung. Segala keindahan yang disajikan oleh alam Indonesia telah berhasil diabadikan lewat lensa kameranya.
Karya foto bertemakan keindahan alam Indonesia bahkan sering dipamerkan Beny di luar negeri. Beny merasa keindahan alam Indonesia layak untuk dinikmati di kancah internasional.
Benny sendiri menempuh pendidikan di Timur Tengah. Dia bersekolah di Pesantren Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki dan belajar tentang Sastra Arab dan Agama Islam. Asramanya sekolah ini berada di Rubat Misfalah.
Beny juga berbagi kiat untuk bisa menjadi fotografer handal. Menurutnya, semua orang harus terus belajar mencari inspirasi dari karya-karya fotografer terdahulu, menguasi tools dan gear yang digunakan, memahami aplikasi-aplikasi terbaru yang berhubungan dengan Photo Trip. Seperti perkiraan cuaca, perkiaraan air laut dan bintang.
“Namun yang paling penting adalah terus mencoba dan dan terus belajar,” tegasnya.
Demi memperoleh karya atau foto yang indah, jelas Beny, maka harus menjiwai setiap moment. “Hadir dengan raga dan souls di saat kita hendak membidik suatu frame, serta menuangkan perasaan itu dengan cerita yang dapat dirasakan penggemar dari sebuah karya fotografi,” tandasnya.
