Home Regional Kurangi Ketergantungan Impor, Learning Center Bawang Putih di Tegal Diresmikan

Kurangi Ketergantungan Impor, Learning Center Bawang Putih di Tegal Diresmikan

Slawi, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan Learning Center Bawang Putih di Kabupaten Tegal, Jumat (12/8). Keberadaan Learning Center ini bagian dari upaya mendorong peningkatan produksi bawang putih agar bisa memenuhi kebutuhan nasional.

Learning Center Bawang Putih berada di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, yang pernah menjadi daerah sentra bawang putih pada era 80-90-an. Pendirian pusat pembelajaran bawang putih nasional mulai dari budidaya hingga pengolahan pasca panen ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia (BI), Institut Pertanian Bogor (IPB), serta pemerintah daerah.

"Ini nantinya akan menjadi tempat belajar bukan hanya bagi petani di Kabupaten Tegal, tapi siapapun yang mau. Diharapkan Learning Center ini tidak menjadi ruang mati yang statis, tapi menjadi ruang dinamis. Hasil pelatihan bisa juga diunggah agar bisa diakses banyak orang," kata Ganjar usai meresmikan dan memanen bawang putih bersama petani.

Menurut Ganjar, setelah ada Learning Center Bawang Putih, selanjutnya tinggal kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah agar dapat mencapai target pemenuhan kebutuhan bawang putih dalam negeri. Saat ini produksi bawang putih dalam negeri masih terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yakni baru sekitar 20 persen.

"Terima kasih BI dan IPB telah memfasilitasi. Tadi benih-benihnya sudah kelihatan betul bahwa ini sudah diuji coba dan hasilnya sudah kelihatan. Tinggal kita melihat trend-nya. Harapan kita capaian atau target yang diinginkan tadi bisa ya. Mungkin swasembada bawang ya nggak lah, tapi mendekati produksi atau kebutuhan bisa tercukupi di atas 50 persen wajib menurut saya," ujarnya.

Ganjar mengatakan, keberadaan Learning Center Bawang Putih di Kabupaten Tegal juga merupakan bagian dari perintah Presiden Joko Widodo untuk menjaga ketahanan pangan dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.

Untuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi, kata Ganjar, pemerintah pusat fokus pada bantuan benih cabai. Sementara untuk daerah Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Tegal dan Temanggung juga ditambah dengan bantuan benih bawang putih.

"Ini ada bawang putih, nasionalnya cabai, dan kita akan coba berdayakan nanti ke rumah tangga-rumah tangga untuk menanam sehingga menjadi aksi nyata ini. Kami terima kasih kolaborasinya antara BI, IPB, kabupaten/kota di daerah, Kementerian menurut saya bagus. Tinggal genjot. Tempatnya dipilih, kasih penugasan di sana agar terukur. Terakhir kita pikirkan off taker-nya agar petaninya tersenyum," jelasnya.

Mengenai off taker, hal itu menurut Ganjar dapat memakai kekuatan-kekuatan instansi seperti dari pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD. Langkah itu diklaim selama ini sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan menjadi off taker sejumlah komoditas untuk menstabilkan harga, seperti gerakan ASN membeli produk petani saat harga jual di pasaran turun.

"Atau bisa juga kita olah jadi olahan yang bisa menjaga. Kadang kita pingin makan cabai fresh, tapi ada yang olahan misalnya taburi, jadi olahan itu kebiasaan. Kalau itu bisa dilakukan mungkin kontrol inflasinya lebih baik," ucapnya.

Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman, mengatakan, angka inflasi di Indonesia cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Salah satunya bersumber dari komoditas pangan atau holtikultura. "Inflasi kita yang hampir mencapai lima persen itu, 11,47 persennya dari pangan. Jadi seperti kata Pak Gubernur Ganjar, ini masalah perutnya bangsa makanya kita perlu menjaga," ujarnya.

Dia mengatakan, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan merupakan perintah dari Presiden untuk menjaga inflasi. Gerakan ini dimulai dari Pulau Jawa pada bulan ini. Berikutnya akan dilakukan di Sumatra, Sulawesi dan Papua, Kalimantan, dan terakhir di Bali-Nusa Tenggara.

"Dalam jangka pendek, kami fokus untuk mengatasi tingginya harga komoditas cabai merah dan mewaspadai kenaikan harga bawang merah melalui kegiatan sidak dan operasi pasar, kerjasama antar daerah dan berbagai pihak serta Gerakan Tanam Cabai Merah. Selain itu, kami juga menginisiasi pendirian Learning Center Bawang Putih bekerjasama dengan IPB dan pemerintah daerah," jelasnya.

Learning Center Bawang Putih merupakan inovasi pengembangan bawang putih sebagai komoditas volatile food utama di Jawa Tengah. Inovasi jangka menengah dan panjang yang dihasilkan melalui pendirian Learning Center diharapkan akan mendorong produktivitas bawang putih di Indonesi lebih optimal, sehingga mengurangi ketergantungan akan pasokan impor.

"Learning Center Bawang Putih ini sebagai wadah belajar petani Indonesia," imbuh Aida.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra menambahkan, BI juga memberikan bantuan berupa 17.845 benih cabai. Bantuan itu diberikan kepada kelompok wanita tani, subsistem, pesantren, dan kelompok tani di Jawa Tengah agar ditanam di pekarangan dan lahan masing-masing.

"Cabai merah ada di Blora dan Pati, bawang merah antara Brebes dan Demak. Bawang putih di Tegal dan Temanggung," ungkapnya.

156