Home Teknologi Mahasiswa UI Hadirkan Solusi Praktis untuk Persoalan Energi Terbarukan di Indonesia

Mahasiswa UI Hadirkan Solusi Praktis untuk Persoalan Energi Terbarukan di Indonesia

Depok, Gatra.com – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) kembali menorehkan prestasi dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) 2022 kategori S2 melalui desain energi terbarukan. Kali ini, mahasiswa program Magister Multidisiplin Teknik Sistem Energi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Rhaditia Kurnia Asyuri meraih Juara I melalui presentasi bertema “Transisi Menuju Energi Bersih dan Berkelanjutan”.

Pada penulisan karya tulis ilmiah ini, Radhitia dibimbing oleh Dr. Ing Eko Adhi Setiawan, Dosen FTUI yang juga Direktur Lembaga Riset Tropical Renewable Energy Centre (TREC) FTUI. Rhaditia menyatakan, terdapat sejumlah persoalan dalam penanganan energi bersih di Indonesia yang memerlukan solusi dan tindakan.

“Indonesia memiliki permasalahan besar dari kehadiran energi terbarukan, yaitu kesalahan perencanaan dari pemilihan power plant bagi negara kepulauan. Hal ini mengakibatkan unsustainability dari pembangkit tersebut,” kata Rhaditia Kurnia Asyuri,

Rhadir menerangkan, rancangan energi terbarukan yang tepat akan memberikan dampak yang signifikan pada pengembangan kawasan. “Karya ilmiah saya menghasilkan solusi berupa problem articulation, model dasar pada system dynamics, berdasarkan simulasi Causal Loop Diagram (CLD) yang telah dikembangkan sebelumnya,” papar Rhadit.

Agar penetrasi dan sebaran energi terbarukan (EBT) dapat terpublikasikan masif, dibutuhkan kesadaran bahwa Indonesia merupakan negara maritim dan beriklim tropis. Penggunaan bahan bakar fosil yang produksinya terpusat pada beberapa daerah akan mengakibatkan biaya pengiriman bahan bakar antar pulau sangat tinggi. Selain tidak cost-effective, hal ini juga mengakibatkan harga bahan bakar di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia menjadi sangat tinggi.

Indonesia yang beriklim tropis memiliki potensi dan variasi EBT yang berlimpah. “Berdasarkan hasil penelitian, solusi sederhana yang saya tawarkan adalah memasang solar panel ataupun inovasi dari pembangkit tenaga matahari lainnya, bergantung dari potensi yang ada pada setiap pulau,” katanya.

Jika desain tersebut diimplementasikan, maka Indonesia akan mampu menghilangkan ongkos bahan bakar fosil antarpulau serta meringankan beban pemerintah khususnya dalam subsidi. “Masyarakat tidak perlu membayar tagihan listrik yang mahal setiap bulannya, terutama masyarakat yang tinggal di kepulauan,” Rhadit menambahkan.

Dalam presentasi ilmiahnya, Rhadit menggunakan pendekatan CLD untuk menemukan solusi dari topik permasalahan. CLD merupakan pendekatan umum yang digunakan dalam melihat faktor apa saja yang berperan dalam pengembangan kawasan. “Pendekatan CLD dikembangkan berdasarkan data yang diterima melalui penyebaran kuesioner dan sesi wawancara dengan pihak yang berwenang. Simulasi CLD digunakan untuk menggambarkan feedback loop yang mempengaruhi dinamika sistem di suatu kawasan,” ujar Dr. Ing Eko Adhi Setiawan.

Rhaditia melakukan kunjungan ke pulau Mecan dan pulau Sabira untuk melakukan penelitian. Berdasarkan hasil temuannya, Rhaditia merekomendasikan penggunaan PLTS sepenuhnya di pulau Sabira untuk memberikan saving cost bagi masyarakat lokal. Lingkungan yang bersih dan asri juga akan tercipta berkat penggunaan pembangkit tenaga matahari ini. Terlebih lagi, destinasi ecotourism juga dapat tercipta dikarenakan penggunaan energi bersih tanpa merusak lingkungan.

Lomba yang berlangsung pada 18 April-4 Juni 2022 ini mengusung tema “Penyelamatan Lingkungan dan Relevansi dengan G20.” Lomba ini diadakan oleh Perkumpulan Ahli Lingkungan Indonesia (IESA) dan didukung oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).

313